REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ahmad Muzani dan Bambang Soesatyo dikabarkan telah berbicara secara empat mata terkait pemilihan Ketua MPR periode 2019-2024. Keduanya menginginkan agar dalam prosesnya nanti menggunakan mekanisme musyawarah hingga mencapai kata mufakat.
"Saya tadi sudah bicara dengan Pak Bambang Soesatyo, 10 menit kami bicara ya itu yang kita bicarakan. Saya diminta menggunakan mekanisme (musyawarah) mufakat, saya juga sama," ujar Ahmad Muzani di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (3/10).
Namun hingga pukul 16.45 WIB, Muzani menjelaskan bahwa sampai saat ini belum ada kata mufakat antara semua fraksi. Beberapa fraksi disebutnya masih belum setuju terhadap satu calon yang akan menduduki kursi nomor satu di MPR itu.
"Kalau mekanisme musyawarah mufakat kita dipaksa untuk menyetujui ketua yang bukan kita inginkan, itu soal. Maka kami pun ingin tetap Ketua MPR diajukan oleh fraksi Partai Gerindra," ujar Muzani.
Pemilihan Ketua MPR dengan mekanisme pemungutan suara dalam Rapat Paripurna malam nanti pun terbuka lebar. Sebab kata mufakat belum ditemukan antara sembilan fraksi partai politik dan DPD.
"Jika harus musyawarah mufakat juga ditunggu tepat pada waktunya. Jika harus voting juga harus ditunggu tepat pada waktunya. Artinya malam ini diharapkan Ketua MPR sudah bisa dilantik," ujar Muzani.
Sejauh ini, posisi ketua MPR sengit diperebutkan Fraksi Golkar dan Fraksi Gerindra sebagai dua partai politik dengan kans dan tekad paling besar. Gerindra menurunkan eks wakil ketua MPR Ahmad Muzani, sedangkan Golkar menunjuk mantan ketua DPR Bambang Soesatyo.
Ketua Fraksi Gerindra di MPR Ahmad Riza Patria mengatakan, Gerindra menginginkan posisi ketua tersebut untuk membangun kolaborasi politik di parlemen. Sejauh ini, koalisi pendukung pemerintahan terpilih pada pemilihan presiden (pilpres) 2019 lalu memang sudah mengetuai dua posisi di parlemen.
"Apabila Ahmad Muzani menjadi ketua MPR maka tampak keseimbangan politik yang cantik, menggambarkan keberagaman pendapat di republik ini. Dengan begitu, rekonsiliasi nasional mendapatkan titik start yang baik," ujar Riza.