REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirkan wilayah di Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat hingga Nusa Tenggara Timur masih akan mengalami hari tanpa hujan hingga November mendatang. Kepala Bidang Analisis Variabilitas Iklim BMKG Indra Gustari usai berbicara di Forum Medan Merdeka Barat (FMB) 9 Kominfo di kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Rabu (2/10) mengatakan untuk enam bulan ke depan atau jangka panjang, intensitas hujan di Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB) hingga Nusa Tenggara Timur (NTT) masih akan rendah.
Wilayah di pulau-pulau tersebut, menurut dia, telah mengalami 60 hari tanpa hujan. Bahkan di NTT sudah ada yang mengalami 198 hari tanpa hujan.
Sedangkan dalam lima hari ke depan, prakiraan BMKG wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan Lampung juga masih mengalami hari tanpa hujan atau intensitas hujan masih rendah. Hal sama masih terjadi di Kalimantan Selatan.
Meski intensitas curah hujan di wilayah tersebut masih rendah bahkan di bawah 10 milimeter (mm) per hari, namun demikian, untuk sejumlah daerah seperti Aceh dan Sumatera Utara intensitas curah hujan mulai meningkat.
Kondisi tersebut diikuti oleh wilayah Kalimantan kecuali Kalimantan Selatan. Intensitas curah hujan sedang hingga lebat juga meningkat di wilayah Papua.
Ia mengatakan intensitas curah hujan di atas 50 mm per hari akan terjadi merata setelah pertengahan November. Kondisi tersebut akan membuat lahan gambut menjadi benar-benar basah dan tidak mudah terbakar.
Prakiraan BMKG intensitas curah hujan mulai akan tinggi pada Desember, dapat mencapai 200-300 mm per hari. Indra mengatakan puncak musim hujan akan terjadi pada Januari 2020. Meski untuk wilayah Aceh dan Sumatera Utara bulan-bulan tersebut sudah memasuki masa musim kering.