REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Wakil Gubernur Sumatra Barat Nasrul Abit mengimbau pemerintah kabupaten dan pemerintah kota di Sumbar akan memberi ruang buat anak-anak atau pelajar yang pulang pascatragedi kemanusiaan di Wamena pekan lalu.
Wagub menyebut pihaknya mengusahakan agar orang tua yang anaknya masih sekolah menyempatkan mengurus surat pindah sebelum pulang ke Sumbar.
Namun karena keadaan darurat, Wagub berharap Pemkab dan Pemkot memberi kemudahan minimal menerima pelajar untuk menumpang belajar sementara sembari menanti kepastian orang tua mereka menetap di Sumbar selamanya atau kembali ke Wamena.
''Yang balik ke Sumbar, anak-anak nya yang harus tetap sekolah. Sebenarnya kan butuh administrasi. Karena siftnya darurat, saya minta bupati wali kota menerima untuk pelajar di tumpangkan di sini. Nanti kalau kembali lagi ke Wamena kita izinkan,'' kata Nasul di Kantornya, Rabu (2/10).
Untuk para orang tua yang nanti akan tiba di Sumbar, Pemprov berencana memberikan santunan masing-masing keluarga sebagai bentuk uang duka. Pemprov Sumbar sekarang mengantongi dana Rp 4 miliar lebih hasil donasi dari berbagai pihak yang peduli dengan nasib perantau Sumbar di Wamena.
Dana Rp 4 miliar tersebut akan digunakan untuk biaya transportasi pemulangan perantau ke Sumbar. Bila berlebih, dana akan disalurkan untuk santunan berupa uang duka. Dengan harapan dapat dijadikan modal kecil-kecilan bagi perantau menata lagi perekonomian keluarga.
''Sudah kita bicarakan dengan Pak Gubernur, dengan para tokoh Minang dan para donatur, agar perantau yang pulang dan tetap di Wamena ini diberi santunan uang duka. Ya untuk modal supaya kembali bangkit lah,'' ucap Nasrul.