REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rehabilitasi pascagempa di Palu akan melibatkan TNI dan Polri. Nantinya para aparat ini diterjunkan untuk membangun hunian tetap bagi para warga yang terdampak bencana gempa.
Kepala BNPB, Doni Monardo menjelaskan treatment rehabilitasi gempa Palu akan sama seperti gempa Lombok. Doni menjelaskan untuk gempa Palu ini, setidaknya pemerintah menargetkan pembangunan 90 ribu unit rumah yang bisa diselesaikan dalam waktu satu tahun.
Dikebutnya proses pembangunan rumah bagi para warga terdampak ini memerlukan tim yang bisa cepat dalam pembangunan. Maka, pemerintah kata Doni melalui Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta keterlibatan TNI dan Polri. "Kita berharap bahwa sebelum satu tahun sudah bisa selesai. Jadi paling tidak 1.000 oranglah dari TNI dan polri gabungan," ujar Doni di Kantor Wapres, Rabu (2/10).
Berkaca dari NTB, proses rehablitasi di Palu diharapkan juga bisa cepat. Doni melaporkan untuk progres rehabilitasi di NTB saat ini sudah 180 ribu unit rumah terbangun.
"Kalau TNI Polri, kita harapkan bisa bekerja optimal, sehingga seperti yang terjadi selama ini di NTB kualitasnya bagus dan progressnya luar biasa dan sekarang sudah ada sekitar 180 ribu unit lebih yang sudah tertangani. 50 persen lebih itu sudah selesai," ujar Doni.
Selain melakukan pembangunan hunian tetap, untuk recovery Palu, pemerintah juga berencana untuk melakukan relokasi. Hanya saja, kata Doni masih ada kendala dalam persoalan lahan sehingga perlu support dari Kementerian ATR dan BPN.
"Khusus relokasi, tadi masih ada persoalan terkait masalah lahan. tadi dari kementerian ATR BPN sudah memastikan akan segera menyelesaikan. jadi kurang lebih ada 11.788 unit rumah yang akan direlokasi," ujar Doni.