Rabu 02 Oct 2019 17:05 WIB

Membatik Massal Semarakkan Hari Batik Nasional di Semarang

Ratusan warga di Rejomulyo, Semarang Timur terlibat aksi membatik.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yudha Manggala P Putra
 Warga membatik barsama dalam memperingati Hari Batik Nasional di sanggar batik yang ada di Kampung Batik Tangerang, Larangan, Tangerang, Banten, Rabu (2/10/2019).
Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Warga membatik barsama dalam memperingati Hari Batik Nasional di sanggar batik yang ada di Kampung Batik Tangerang, Larangan, Tangerang, Banten, Rabu (2/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG — ‘Kampung Batik’ Semarang semarak dengan aktivitas dalam rangka peringatan Hari Batik Nasional, yang jatuh pada Rabu (2/10) ini. Ratusan warga lingkungan Kelurahan Rejomulyo, Kecamatan Semarang Timur, Kota Semarang ini terlibat dalam aksi membatik.

Aksi membatik yang dilakukan warga ini, dilakukan pada kain putih sepanjang 100 meter yang dibentangkan di sepanjang jalan di lingkungan kampung Gedong atau kampung mereka. Warga  membatik dengan motif khas Semarangan, berupa pohon asam serta warak.

 “Khusus pada kegiatan ini, warga membatik pada kain dengan motif Semarangan, yang menonjolkan gambar pohon asam serta warak,” ungkap Wakil Wali Kota Semarang, HevearitaGunaryanti Rahayu.

Menurutnya, kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional. Wakil wali kota juga semringah warga sangat antusias untuk mengikuti kegiatn membatik yang juga dimaksudkan untuk memperkenalkan keragaman para membatik local tersebut.

Tak ketinggalan, pengunjung asal mancanegara yang kebetulan juga tengah berwisata di Kota Semarang pun ikut berbaur bersama warga, dalam kegiatan yang diinisiasi oleh Pemkot Semarang bersama dengan Paguyuban Batik Sekar Kenanga ini.         

Ia juga mengatakan, Kampung Batik Gedong atau Kampung Batik Semarang ini sejarahnya memang kampungnya para pembatik di Semarang. Namun pernah mengalami surut pada masa penjajahan, saat dibumihanguskan Jepang.

Pemkot Semarang bersama warga serta pihak ketiga yang peduli membangkitkan kembali kampung batik ini. Mulai dari membina para pembatik, menyiapkan sarana dan prasarana pendukung dan mempercantik kampong ini.

“Sekarang memang dikembangkan sebagai sentra kerajinan dan salah satu tujuan wisata di Kota Semarang dan semakin menarik minat para wisatawan untuk berkunjung ke kampong batik ini,” jelasnya. 

Di Kota Salatiga, SD Muhammadiyah Plus Kota Salatiga menyambut peringatan Hari Batik Nasional dengan acara membatik massal. Aksi membatik massal melibatkan ratusan murid di sekolah ini.

Selain untuk menanamkan kecintaan para murid terhadap seni membatik, kegiatan tersebut juga dimaksudkan untuk memperkenalkan batik sebagai mahakarya bangsa yang telah diakui oleh dunia.

“Harapannya, para murid akan memiliki satu kebanggaan terhadap hasil karya budaya asli bangsa Indonesia tersebut,” kata Kepala SD Muhammadiyah Plus Kota Salatiga, Ainul Huri yang dikonfirmasi di usai kegiatan membatik massal ini.

Menurutnya, dalam kegiatan yang dilaksanakan di halaman SD Muhammadiyah Plus Kota Salatiga ini, para peserta tidak hanya diajarkan tata cara membatik pada selembar kain yang sudah dipersiapkan.

Para murid sebelumnya juga dibekali dengan edukasi dan pemahaman memengenai seni batik. “Mulai dari bahan baku, peralatan dan cara penggunaannya hingga pemahaman mengenai  kergaman motif batik,” jelasnya.

Sedangkan proses membatik massal, lanjut Ainul Huri, dilakukan para murid sekolah dasar ini pada selembar kain panjang berukran lebih dari 10 meter. Ada dua teknik membatik yang diperkenalkan kepada para murid.

Bagi mereka yang sudah bisa nyanting, maka diarahkan untuk membatik menggunakan alat canting pada kain panjang. Sedangkan bagi siswa yang belum bisa menggunakan alat canting diajarkan membatik dengan teknik colet pada selembar kain yang juga disiapkan.

Kendati begitu, para siswa sangat antusias untuk mengikuti aksi membatik massal yang digelar pihak sekolah tersebut. “Anak- anak senang mengikuti acara ini, dan mereka sangat antusias untuk bisa mengetahui cara membatik,” tambahnya.

Salah seorang murid SD Muhammadiyah Puls Kota Salatiga, Nayla mengaku sangat antusias mengikuti kegiatan membatik massal yang digelar untuk memperingati Hari Batik Nasional tersebut.

Pada awalnya ia mengaku masih menghadapi kesulitan, karena baru kali pertama belajar membatik dan menggunakan alat canting. Namun lama kelamaan ia tidak lagi menemui kesulitan setelah terbiasa menngunakan canting.

Tak hanya saat membatik, ia juga sangat tertarik saat para guru memberikan pemahaman mengenai macam- macam nama serta motif batik. “Menurut saya ini seru dan merupakan pengalaman baru yang menyenangkan,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement