Selasa 01 Oct 2019 22:19 WIB

Pesan ke DPR, Haedar: Belajarlah dari Kesalahan Pendahulu

Haedar mengingatkan kepada anggota DPR terpilih agar tak main-main.

Rep: Muhyiddin/ Red: Teguh Firmansyah
Suasana pelantikan pimpinan DPR periode 2019-2024 di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (1/10).
Foto: Republika/Febrianto Adi Saputro
Suasana pelantikan pimpinan DPR periode 2019-2024 di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (1/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 575 anggota DPR Periode 2019-2024 telah dilantik di Ruang Rapat Paripurna, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (1/10). Ketua Umum Pinpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir mengimbau kepada ratusan DPR terpilih tersebut untuk belajar dari kesalahan pendahulunya yang korupsi. 

"Belajarlah dari pendahulu-pendahulu yang terjerat kasus korupsi dan skandal karena berubah arah dari memperjuangkan rakyat ke perjuangan diri sendiri," ujar Haedar saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (1/10).

Baca Juga

Haedar mengatakan, anggota DPR dipilih rakyat bukan untuk pesta pora menikmati kursi, kuasa ataupun harta, melainkan memajukan negeri dan mengangkat nasib rakyat yang diwakilinya.

Menurut dia, jika 575 anggota DPR itu berbuat yang terbaik untuk rakyat dan negara, maka akan berdampak luar biasa bagi kemajuan Indonesia. 

"Uang triliunan untuk Pemilu 2019 harus ditebus dengan berbuat yang terbaik sebesar-besarnya memperjuangkan hajat hidup rakyat dan kekepentingan negara, bukan untuk memperkaya dan memperjuangkan nasib sendiri apalagi dengan cara korupsi, gratifikasi, dan penyalahgunaan kekuasaan," ucap Haedar.

Haedar juga mengingatkan kepada anggota DPR terpilih untuk tidak main-main dengan posisinya sebagai wakil rakyat. Menurut dia, semua anggota DPR harus sudah selesai dengan dirinya, sehingga fokus memperjuangkan kepentingan rakyat dan negara.

"Jangan main-main dengan posisi sebagai wakil rakyat, itu sungguh terhormat dan berat," kata tokoh agama kelahiran Bandung ini. 

Haedar menambahkan, dalam menjelaskan tugas legislasinya anggota DPR juga harus sungguh-sungguh mengedepankan kepentingan bangsa dan negara. Karena itu, dia berpesan kepada mereka untuk tidak bertindak sembarangan seperti dalam drama DPR periode terakhir yang memancing gerakan massa. 

"Tugas legislasi sejumlah RUU yang dibebankan kepada DPR baru juga harus seksama diproses dengan penuh tanggungjawab tinggi, jangan ada titipan siapapun, serta jauhi segala transaksi. Saatnya DPR baru memulihkan kepercayaan rakyat demi kemajuan Indonesia," jelas Haedar.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement