Selasa 01 Oct 2019 17:21 WIB

Jemput Anak, Para Orang Tua Datangi Polda Metro

Siswa diminta membuat pernyataan untuk tidak mengulangi perbuatannya.

Rep: Flori Sidebang / Red: Friska Yolanda
Sejumlah mahasiswa yang ditahan pascaaksi demontrasi DPR diperlihatkan kepada wartawan sebelum dibebaskan di Polda Metrojaya,Jakarta, Kamis (26/9/2019).
Foto: ANTARA FOTO
Sejumlah mahasiswa yang ditahan pascaaksi demontrasi DPR diperlihatkan kepada wartawan sebelum dibebaskan di Polda Metrojaya,Jakarta, Kamis (26/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah orang mengerumuni Gedung Sabhara Polda Metro Jaya, Selasa (1/10). Mereka adalah para orang tua yang sedang menunggu kepastian mengenai keberadaan anaknya masing-masing. 

Salah satu orang tua yang menunggu anaknya adalah Nuraningsih (56 tahun). Ia mengaku merasa khawatir akan keberadaan putera bungsunya, Nur Hidayat (23) yang tidak pulang ke rumah sejak Senin (30/9) malam.

Baca Juga

Perempuan yang akrab disapa Nunung ini pun sempat kebingungan mencari keberadaan anaknya itu. Sebab, kata dia, ini merupakan kali pertama sang anak tidak memberitahu keberadaanya.

"Kalau main biasanya pulang malam, tapi enggak pernah sampai enggak pulang. Tapi kok tadi malam ini anak (Hidayat) enggak pulang," ujar Nunung saat ditemui di Mapolda Metro Jaya, Selasa. 

Pada Selasa pagi, betapa terkejut dirinya saat mendapatkan kabar dari tetangga di kediamannya bahwa Nur Hidayat telah ditangkap polisi terkait aksi unjuk rasa yang berakhir ricuh di sekitar DPR RI. Ia menambahkan, anak tetangganya itu pun turut diamankan bersama Nur Hidayat. 

Nunung mengungkapkan, ini merupakan kali pertama sang anak terlibat dalam aksi unjuk rasa. "Tadi pagi dibilangin (tetangga), makanya saya lemas banget dah. Anak saya enggak pernah kayak gitu (ikut aksi unjuk rasa)," ungkap Nunung.

Didampingi oleh menantunya, Nunung pun segera menjemput anaknya di Polda Metro Jaya. Sepanjang perjalanan dari kediamannya di Depok, Jawa Barat, Nunung mengaku khawatir dan cemas terhadap kondisi mahasiswa yang saat ini sedang menempuh pendidikan di Universitas Pamulang. 

"(Perasaannya) amburadul dah. Namanya anak bagaimana. Deg-degan dan panik," tutur Nunung sambil terisak.

Sementara itu, Hidayat yang saat ditemui berada di sebelah ibunya mengaku ditangkap oleh polisi di depan gedung Polda Metro Jaya. Hidayat bercerita, saat itu ia hendak pulang setelah mengikuti aksi unjuk rasa di depan gedung DPR RI.

Namun, ketika ia melintas kondisi di depan Polda Metro Jaya sedang terjadi kericuhan antara demonstran dan aparat kepolisian.

"Jadi saat chaos (rusuh), saya sudah mundur jauh banget dari kerumunan. Saat lagi jalan persis di depan (Polda Metro Jaya), lagi jalan pulang, tahu-tahu diamanin saja," ungkap Hidayat.

Hidayat mengatakan, dirinya memang ikut dalam aksi unjuk rasa tersebut. Hanya saja, kata dia, dirinya tidak terlibat kericuhan yang terjadi di kawasan Semanggi.

"Lempar-lemparan enggak ikut, tapi orasinya saya ikut," jelas Hidayat.

Berbeda dengan Nunung yang telah menemukan keberadaan sang anak, Agus justru hingga kini masih mencari di mana puteranya, Denny Basten Hendrawan ditangkap.

Agus mengaku sudah mencoba mencari ke Ditreskrimum dan gedung Sabhara. Namun, ia harus menelan kenyataan pahit bahwa nama sang anak tidak berada di sana. Para petugas justru memintanya untuk menunggu. 

"Petugas yang di depan bilangnya tunggu saja pak, semua lagi didata, nanti dikabarin. Mau menunggu sampai kapan, terus bagaimana cara ngabarinnya, sampai jam berapa enggak ada kepastian," ujar Agus. 

Para pelajar dan mahasiswa yang diamankan diminta membuat surat pernyataan agar tidak mengulangi kembali kesalahan mereka. Sedangkan para orang tua akan menandatangani surat tersebut di atas materai dengan menyertakan fotokopi kartu tanda penduduk (KTP) dan kemudian diizinkan untuk membawa kembali sang anak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement