Rabu 02 Oct 2019 00:22 WIB

Malang Target Uji Coba Angkot Online Tahun Depan

Pemkot Malang sudah harus melakukan uji coba di awal atau akhir tahun nanti.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Esthi Maharani
Komunitas angkutan kota (angkot) Malang menyampaikan aspirasinya di Halaman Balaikota Malang, Selasa (25/9).
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Komunitas angkutan kota (angkot) Malang menyampaikan aspirasinya di Halaman Balaikota Malang, Selasa (25/9).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Malang menargetkan dapat melakukan peluncuran angkutan kota (angkot) berbasis aplikasi pada April mendatang. Sebelum peluncuran, pemkot sudah harus melakukan uji coba di awal atau akhir tahun nanti.

"Pokoknya saat itu (peluncuran) sudah kita persiapkan semuanya," kata Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub), Handi Priyanto kepada Republika, Selasa (1/10).

Pemkot Malang saat ini masih dalam proses penguatan data dan riset pada angkot dalam jaringan (daring). Upaya ini ditunjukkan dengan melakukan peninjauan pada angkot-angkot yang sudah bersistem daring di Bekasi. Bahkan, Handi beserta Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Malang ikut meninjau langsung dengan menaiki angkot setempat.

Berdasarkan peninjauan tersebut, Handi melihat sistem angkot daring tidak jauh berbeda dengan aplikasi transportasi semisal Grab atau Gojek. Dia bisa mendapatkan tumpangan angkot dari penyedia aplikasi angkot online, TRON.

Di kegiatan peninjauan, Handi mengaku, mendapatkan banyak informasi dari penumpang dan sopir setempat. Berdasarkan pengakuan sopir, mereka senang karena tidak lagi merasa terpinggirkan dari moda transportasi lainnya. Para sopir setidaknya memiliki harapan hidup baru dengan sistem tersebut.

"Dan kebetulan di Bekasi yang uji coba trayek itu yang hampir mati lalu sekarang hidup lagi. Yang dulunya banyak angkot dijual jadi besi, sekarang banyak yang jalan lagi. Dan katanya, secara pendapatan juga naik berkali-kali lipat," jelas Handi.

Sementara dari sisi penumpang, kata Handi, mereka mengaku merasa terbantu. Penumpang dapat mengetahui secara pasti kedatangan sopir tanpa harus menunggu lama. Setidaknya penumpang bisa mendapatkan angkot dalam waktu lima hingga tujuh menit.

Setelah melakukan proses peninjauan untuk memperkuat data, Handi berencana akan melakukan sosialisasi. Koordinasi ini akan dilakukan dengan penanggungjawab jalur, pengemudi dan pemilik angkot, organda serta masyarakat. "Setelah itu barulah kita lakukan uji coba," katanya.

Dengan adanya sistem daring, Handi berharap, sistem angkot di Malang dapat mengalami perbaikan. Tidak ada lagi kesemrawutan, sopir ugal-ugalan dan perilaku yang kurang baik dari pengemudi. Sebab, sistem daring juga akan memberlakukan penilaian dari penumpang kepada sopir.

"Jadi kalau ada yang masih seperti itu (suka merokok, ugal-ugalan dan sebagainya), penumpang enggak akan kasih bintang lima," jelasnya.

Serupa dengan aplikasi tranportasi daring lainnya, angkot online juga akan memberikan bonus kepada para sopir. Hal ini terutama pada sopir yang memiliki penilaian baik dari penumpang. Bonus tersebut, kata Handi, akan diberikan oleh aplikator nantinya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement