Senin 30 Sep 2019 20:02 WIB

Uu Tantang Kreator Kembangkan Aplikasi Pesantren

Pemprov Jabar sedang menggalakan program One Pesantren One Product.

Rep: Arie Lukihardianti / Red: Agus Yulianto
Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum saat membuka Pameran Teknologi atau Expo Jasa dan Produk IT sekaligus Launching Holding Company dan Pengenalan Produk-Produk Digital, di Hotel Cemerlang, Jalan HOS Tjokroaminoto No 45, Kota Bandung, Sabtu (28/9/19).
Foto: Foto: Istimewa
Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum saat membuka Pameran Teknologi atau Expo Jasa dan Produk IT sekaligus Launching Holding Company dan Pengenalan Produk-Produk Digital, di Hotel Cemerlang, Jalan HOS Tjokroaminoto No 45, Kota Bandung, Sabtu (28/9/19).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - - Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum menantang para kreator konten mengembangkan aplikasi untuk memunculkan eksistensi pondok pesantren. Aplikasi pesantren ini harus mampu mengidentifikasi potensi pondok pesantren yang konon di Jabar jumlahnya mencapai 10 ribu hingga 12 ribu pondok. Angka ini, tentu paling banyak di Indonesia.

Uu mengatakan, jumlah pondok pesantren di Jabar saat ini masih imajiner. Karena, belum tersedia data akurat sehingga eksistensinya tidak terlihat.

“Jumlah ponpes di Jabar katanya ada 10 ribu, tapi masih imajiner,” ujar Uu saat membuka Pameran Teknologi atau Expo Jasa dan Produk IT sekaligus Launching Holding Company dan Pengenalan Produk-Produk Digital, di Hotel Cemerlang, Jalan HOS Tjokroaminoto, Kota Bandung, akhir pekan lalu.

Selain menghitung jumlah pondok pesantren, kata Uu, sebisa mungkin teknologinya juga harus mampu mengetahui jumlah santri, pimpinan, bahkan potensi ekonomi yang dimiliki. “Jadi bisa lebih jelas statusnya,” katanya.

Uu menilai, teknologi adalah tulang punggung peradaban. Oleh karenanya teknologi sangat penting dikuasai oleh semua orang termasuk di pondok pesantren yang menyebar di pelosok desa. Saat ini, Pemprov Jabar sedang menggalakan program One Pesantren One Product (OPOP) sehingga butuh data komprehensif.    

“Keinginan kami, seluruh kegiatan dan program yang ada di Jabar harus tersentuh oleh teknologi digital. Kalau kita menguasai teknologi ini, kita akan maju. Tapi kalau kita tidak paham, kita akan ketinggalan,” katanya.

CEO Jimmy Group Technology (JGT), Jimmy Yogaswara Putra, mengatakan, event JGT Expo 2019 diselenggarakan oleh sebuah perusahaan Software & IT Services di Bandung yang baru eksis selama 5 tahun. PT JGT sendiri, memiliki beberapa anak perusahaan untuk melebarkan sayap di pelayanan IT dan Software di ranah Internasional. Industry masa depan yg akan di support oleh JGT adalah Web & Mobile Application, Internet of Things, Blockchain dan Augmented Reality. 

Pada expo ini, kata dia, dipamerkan terobosan antara lain teknologi keamanan transaksi Blockchain dari CTS24 (Coin Total Service), Rumah Muslim (RUMI), B’Series, Lestari, serta DFC (Digital Filling Cabinet).

CTS24 adalah sebuah perusahaan yang memfasilitasi para trader atau crypto lover untuk melakukan transaksi penukaran Digital Assets atau yang biasa disebut Exchange. CTS24 mengutamakan kecepatan dan keamanan dalam porses transaksi dengan dukungan teknologi Blockchain dan DEX (Decentrelized Exchange).

Sedangkan RUMI akan membantu memberikan kemudahan umat Islam saat melaksanakan setiap kegiatan ibadah. RUMI akan bekerja sama dengan travel penyelenggara umrah yang terpercaya untuk memberikan penawaran paket-paket umrah menarik, jaminan keamanan dalam bertransaksi, paket umroh transparan dan proses yang cepat menemukan paket umroh yang sesuai. RUMI akan menjadi aplikasi muslim pertama yang memanfaatkan teknologi Blockchain untuk keamanan data dan point sebagai benefit bagi pengguna.

 Ada pula B’Series yang diperuntukkan bagi para pelaku usaha kecil dan menengah yang tengah mengembangkan usahanya. B’Series akan membantu melakukan pencatatan transaksi, pendataan stok, hingga pelaporan keuangan. Integrasi sistem dari setiap modul dan fitur menjadi efektivitas para pelaku UKM saat menggunakan sebuah sistem.

Sementara aplikasi Lestari merupakan pendataan buku tamu secara digital untuk mengabadikan momen-momen orang tercinta yang hadir pada acara hajat. Fitur Smart Rating akan memberikan jaminan sebuah pelayanan dari Wedding Organizer. Sebuah terobosan untuk pendekatan yang menarik dan menyenangkan bagi setiap tamu yang hadir sebagai pengalaman baru yang akan selalu diingat.

Tak kalah menarik, apilkasi DFC  yang hadir untuk memudahkan pencarian berkas, dimana setiap berkas atau dokumen tersebut akan didaftarkan oleh sistem terlebih dahulu untuk menandai lokasi seperti nomor kabinet dan nomor rak. Setiap dokumen fisik akan disimpan di dalam sebuah kabinet dan rak secara rapi dan dilindungi oleh fitur-fitur keamanan canggih secara mekanikal yang sudah memiliki hak paten.

Uu berharap, output dari acara ini dapat disosialisasikan ke seluruh Jabar.“Saya berharap kegiatan ini bukan hanya di launching, tapi disosialisasikan kepada masyarakat Jabar sebagai suksesnya digitalisasi,” kata Uu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement