Senin 30 Sep 2019 16:45 WIB

84 anak dan 38 Balita Berada di Pengungsian Jayapura

Baznas memberikan bantuan lebih kepada masalah asupan gizi.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Gita Amanda
Suasana ruangan Kantor Bupati Jayawijaya yang terbakar saat aksi unjuk rasa di Wamena, Jayawijaya, Papua, Kamis (26/9/2019).
Foto: Antara/Iwan Adisaputra
Suasana ruangan Kantor Bupati Jayawijaya yang terbakar saat aksi unjuk rasa di Wamena, Jayawijaya, Papua, Kamis (26/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Warga terdampak kerusuhan Wamena memilih mengungsi di empat titik pengungsian yang ada di Jayapura diantaranya, Lanud Silas Papare kota Sentani, Rindam XVII Cendrawasih, Batalyon 751/R, dan Masjid Al Aqsho. Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) mengaktifkan Crisis Center untuk membantu warga terdampak kerusuhan Wamena.

"Ada 38 balita dan 84 anak di pengungsian Jayapura. Baznas memberikan bantuan lebih kepada masalah asupan gizi, kalau untuk susu bayi kami tidak ikut membantu, karena disitu dibutuhkan kehati-hatian," kata Pelaksana Harian Crisis Center Baznas untuk Papua, Ahmad Fikri di Jakarta, Senin (30/9).

Baca Juga

Jumlah pengungsi yang berada di Lanud Silas Papare sebanyak 101 jiwa, Rindam XVII Cendrawasih 160 orang, Batalyon 751R 196 jiwa dan masjid al Aqsho 50 jiwa. Total jumlah pengungsi yang berada di Jayapura yakni 507 jiwa.

"Itu merupakan data per hari ini, nanti bisa jadi akan terus berubah. Ada dua penerbangan dari Wamena ke Sentani hari ini," ucap Fikri.

Adapun tragedi kerusuhan di Wamena Papua terjadi pada Senin (23/9) lalu. Sejumlah bangunan dibakar oleh massa diantaranya rumah dinas, ruko, dan kantor bupati.

Dilaporkan 30 jiwa tewas, dan 75 jiwa mengalami luka-luka. Sementara itu, 80 kendaraan roda empat, 30 kendaraan roda dua, 150 rumah dan pertokoan, serta lima perkantoran hangus terbakar.

Diantara korban yang meninggal yakni seorang dokter. Untuk itu, warga pendatang dievakuasi keluar dari Wamena. Sebanyak 5.000 lebih warga terdampak kerusuhan Wamena memilih untuk mengungsi.

"Kami melakukan kordinasi dengan berbagai pihak, baik lewat Kemensos, Dinkes, TNI, Polri. Ke depannya kami akan membangun sinergi lembaga amil zakat, kami akan kordinasikan, saat ini ada 10 lembaga amil melakukan koordinasi di Jaksel," kata Fikri.

Fikri mengatakan, Baznas menyinergikan Lembaga Program Baznas Tanggap Bencana (BTB), Layanan Aktif Baznas (LAB) dan Rumah Sehat Baznas (RSB) untuk melayani warga terdampak krisis.

"Melalui tim gabungan ini, diharapkan Baznas dapat merespons cepat dan memberikan bantuan yang saat ini sangat diperlukan oleh para pengungsi," ucap Fikri.

Fikri mengatakan, mulai Jumat (27/9) tim yang terdiri dari personil Baznas Pusat, Baznas Provinsi Papua dan Baznas Kabupaten Mimika telah berada di lokasi dan memberikan bantuan awal. Bantuan awal ini berupa distribusi air minum, pakaian layak pakai dan dukungan psikososial di Pangkalan Udara Silas Papare, Jayapura.

Di Lanud Timika, Tim Baznas memberikan makanan siap saji dan mendirikan dapur umum. Tim juga memberikan layanan medis yang dibutuhkan para pengungsi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement