Senin 30 Sep 2019 15:58 WIB

Banjir Interupsi di Rapat Paripurna Soal Konflik Wamena

Negara diminta hadir di Papua untuk mencegah konflik horizontal berkepanjangan.

Sejumlah Anggota DPR mengikuti rapat paripurna DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (30/9).
Foto: Republika/Prayogi
Sejumlah Anggota DPR mengikuti rapat paripurna DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (30/9).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Febrianto Adi Saputro, Ronggo Astungkoro, Dessy Suciati Saputri

DPR RI menggelar Rapat Paripurna di hari terakhir masa jabatan periode 2014-2019, Senin (30/9). Rapat yang dipimpin oleh Ketua DPR RI Bambang Soesatyo tersebut dibanjiri oleh interupsi-interupsi dari sejumlah anggota DPR RI, khususnya terkait konflik yang tengah terjadi di Wamena, Papua.

Baca Juga

Anggota Fraksi Partai Demokrat Didi Irawadi ikut bersuara soal Papua. Ia meminta negara hadir dalam kerusuhan yang terjadi di Papua. Terlebih, puluhan korban jiwa sudah jatuh dalam beberapa pekan terakhir konflik di Papua.

"Yang saya dengar potensi konflik horizontal ini semakin menjadi, ini tidak bisa dibiarkan. Jadi ini penanganannya harus khusus, tidak boleh represif, dan negara harus hadir," ujar dia.

Lalu, anggota Fraksi PKS Refrizal juga turut berbicara soal kisruh di Papua. Sebagai perwakilan warga Minang, Refrizal mengutuk jatuhnya korban warga minang di konflik Papua.

"Melalui forum ini saya mengutuk saya melalui pimpinan DPR, presiden, kapolri, TNI harus hadir jangan hanya menyikapi pelantikan presiden tapi ini harus disikapi. Ini akan membahayakan kerukunan kita berbangsa dan bernegara," ujar dia.

Dalam rangkaian interupsi, anggota Fraksi PKS Nasir Djamil juga mengaku prihatin dengan situasi yang terjadi di Wamena. Ia menganggap negara tidak hadir ketika warga negara menghadapi ancaman. "Di mana negara? Di mana NKRI yang selama ini kita agung-agungkan?" ungkapnya

Anggota Fraksi PDI Perjuangan Jimmy Demianus Ijie membantah jika pemerintah dikatakan tidak hadir dalam konflik yang terjadi di Wamena. Menurut dia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah melakukan dialog perlahan-lahan.

"Jangan diganggu, beliau sedang berusaha untuk memperbaiki Papua melalui kebijakan-kebijakan yang dirasakan oleh orang Papua," kata Jimmy dalam interupsinya di sidang paripurna ke-12 masa sidang I Tahun 2019-2020, Senin (30/9).

Menurut dia, Jokowi telah berupaya membangun Papua dengan kebijakan yang berkaitan infrastruktur di Papua. Ia juga mengapresiasi DPR yang menyetujui peningkatan anggaran untuk Papua. "Terima kasih, berapa tahun ini peningkatan anggaran untuk Papua," ujarnya.

Ia menegaskan, masyarakat Papua tidak pernah punya masalah dengan orang Minang, Bugis, dan suku-suku lainnya. Ia justru menduga ada pihak-pihak yang ingin membawa Indonesia ke kepentingan tertentu. "Negara ini berasaskan ketuhanan yang maha esa, bukan untuk kepentingan tertentu," ucapnya.

Untuk diketahui, Senin ini menjadi hari terakhir bagi para anggota dewan periode 2014-2024 bekerja. Pada Selasa (1/10), Anggota DPR RI periode 2019-2024 akan dilantik dan mulai bekerja.

Warga mengungsi

Kerusuhan di Wamena, Papua berawal dari aksi unjuk rasa yang memprotes dugaan rasisme oleh seorang guru. Akibat kerusuhan dalam aksi ini, tak sedikit rumah warga, fasilitas umum, dan juga kantor pemerintahan yang dirusak oleh massa.

Selain itu, warga juga turut menjadi sasaran pun mengungsi ke daerah lain di sekitar Wamena. Pesawat Hercules TNI telah mengangkut setidaknya 3.100 pengungsi dari Wamena, Jayawijaya, Papua, menuju Jayapura, Papua.

"Sampai hari ini pesawat Hercules terus melaksanakan operasi pengungsian dari Wamena menuju Jayapura. Kurang lebih yang sudah kita angkut 3.100 (pengungsi)," ujar Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto, di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (30/9).

Selain mengangkut pengungsi, pesawat Hercules TNI juga telah mengangkut bantuan bagi masyarakat yang ada di Wamena. Setidaknya, ada 74 ton bantuan dari masyarakat luar Wamena dan dari perusahaan swasta yang telah dikirimkan kepada masyarakat di Wamena.

"Kemudian setelah kita tampung di Jayapura dan dikoordinasikan dengan Pangdam Cenderawasih, mereka akan kita bantu untuk pulang ke wilayahnya masing-masing," jelas Hadi.

Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto berharap masalah di Papua tidak meluas menjadi konflik horizontal. Menurut dia, sudah ada provokasi yang bertujuan untuk membuat konflik horizontal itu terjadi.

"Masih harus kita tangani secara seksama (persoalan di Papua dan Papua Barat), terutama hal-hal yang menyangkut usaha kita mencegah jangan sampai meluas menjadi konflik horizontal," kata Wiranto di Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Senin (30/9).

Wiranto mengatakan, pencegahan tersebut perlu dilakukan saat ini. Itu karena ia telah melihat adanya provokasi maupun ajakan yang mengarah kepada terjadinya konflik sesama masyarakat tersebut. Menurut dia, upaya-upaya seperti itu perlu diwaspadai.

"Saat ini, TNI, Kepolisian, sedang berusaha keras untuk menyelesaikan mahasiswa-mahasiswa yang ingin kembali ke daerah belajar mereka masing-masing di kota di Indonesia. Juga sedang menangani para pengungsi-pengungsi akibat kerusuhan yang terjadi di beberapa daerah," jelasnya.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan ungkapan belasungkawanya terhadap para korban kerusuhan di Wamena, Papua. Jokowi menegaskan bahwa kerusuhan di Wamena itu bukan kerusuhan antaretnis.

"Saya ingin mengucapkan duka yang mendalam dan belasungkawa yang mendalam atas meninggalnya korban yang ada di Wamena 33 orang telah meninggal di sana," kata Jokowi di Istana Bogor, Senin (30/9).

Pada kesempatan itu, Jokowi menyebut kericuhan yang terjadi di Wamena, bukan merupakan konflik antaretnis. Ia juga menegaskan, aparat keamanan telah bekerja keras memberikan perlindungan dan keamanan terhadap warga.

"Perlu saya sampaikan aparat keamanan telah bekerja keras untuk melindungi semua warga. Jadi, jangan ada yang menggeser-geser menjadi seperti sebuah konflik etnis, itu bukan," ujar Jokowi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement