REPUBLIKA.CO.ID, SUKOHARJO -- Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) tengah membangun edutorium untuk perhelatan Muktamar ke-48 Muhammadiyah yang akan diselenggarakan pada 1-5 Juli 2020. Setelah perhelatan Muktamar, nantinya edutorium tersebut akan dimanfaatkan UMS untuk berbagai kegiatan, salah satunya wisuda.
Gedung yang dibangun di tengah-tengah Edupark UMS di Kecamatan Colomadu, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, tersebut memiliki kapasitas 8.500 orang dan dapat dimaksimalkan sampai 10 ribu orang. Gedung tersebut dikonsep ramah lingkungan karena berada di tengah area hutan.
Selama ini pelaksanaan wisuda bertempat di Gedung GOR Kampus 2 UMS. Rata-rata jumlah wisudawan mencapai 1.000 orang tiap periode. Namun, pada wisuda periode I Tahun Akademik 2019/2020, Sabtu dan Ahad (28-29/9), jumlah total lulusan mencapai 2.411 orang dibagi dua hari.
Rektor UMS, Sofyan Anif, menyatakan selama ini acara wisuda masih menggunakan gedung olah raga yang mempunyai kapasitas ruang terbatas berlokasi di kompleks Kampus 2 UMS. Pada wisuda periode berikutnya, lanjutnya, UMS merencakan menggunakan gedung Edutorium yang saat ini dalam proses pembangunan yang berada di Kompleks Edupark UMS.
"Kita akan mempunyai gedung yang megah, baik dan modern serta gedung ini mempunyai kapasitas yang dapat menampung sekitar 10 ribu orang, Insya Allah awal tahun depan sudah selesai," kata Rektor seperti tertulis dalam siaran pers, Senin (30/9).
Hanya saja, lanjutnya, sampai saat ini UMS belum memiliki nama sebagai penanda gedung edutorium tersebut. "Sampai saat ini Edutorium ini belum ada namanya, namun saya memiliki angan-angan ke depan akan saya beri nama Edutorium Ahmad Dahlan," ujarnya.
Wisudawan periode I tersebut terdiri atas 90 wisudawan dari Program Diploma III (D3), 2.265 wisudawan program Strata I (S1) dan 56 wisudawan dari program Pascasarjana (S2). Dengan wisuda kali ini, sepanjang perjalanan kiprah UMS telah meluluskan 125.137 alumninya yang tersebar di seluruh Indonesia, bahkan luar negeri.
Dalam wisuda tersebut, Rektor UMS juga berpesan agar lulusan UMS berani bekerja jujur tanpa Korupsi. Menurutnya, tindakan korupsi dapat merugikan banyak pihak dan banyak hal.
"Lulusan UMS harus mampu bekerja dengan baik, tanpa korupsi. Korupsi itu adalah sebuah perbuatan yang akan berdampak negatif pada pembangunan yang lain," tegasnya.