Senin 30 Sep 2019 14:25 WIB

Lima Bangunan Kelas SMPN 1 Ngamprah Terkena Proyek KCIC

Hingga saat ini proses belajar di kelas yang akan dirobohkan masih berlangsung.

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Friska Yolanda
Sebagian bangunan SMPN 1 Ngamprah seluas 600 meter persegi terkena dampak proyek Kereta Cepat Indonesia-Cina (KCIC), Senin (30/9).
Foto: Republika/Fauzi Ridwan
Sebagian bangunan SMPN 1 Ngamprah seluas 600 meter persegi terkena dampak proyek Kereta Cepat Indonesia-Cina (KCIC), Senin (30/9).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG BARAT -- Lima ruang bangunan kelas di SMPN 1 Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat terkena lintasan proyek Kereta Cepat Indonesia-Cina (KCIC). Hingga saat ini, bangunan tersebut menjadi salah satu yang belum dirobohkan dibandingkan bangunan pemukiman warga yang berada di sekitarnya.

Berdasarkan pantauan, bangunan SMPN 1 Ngamprah yang terkena lintasan berada di muka depan sekolah. Beberapa bangunan tersebut adalah ruang kelas belajar siswa untuk kelas 7B, C, D, E dan F. Di sisi kanan dan kiri sekolah yang dulunya terdapat pemukiman penduduk sudah rata dirobohkan.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana SMPN 1 Ngamprah, Aam M Jamhur mengatakan luas area sekolah yang terkena dampak sebanyak 600 meter persegi. Menurutnya, tanah yang terkena lintasan merupakan milik komite sekolah sedangkan bangunan milik Kabupaten Bandung Barat (KBB).

"Ini udah dua tahun berjalan (proyek) tapi belum (dirobohkan). Sekolah menunggu saja, kalau mau dipercepat silakan diuruskan," ujarnya saat ditemui di SMPN 1 Ngamprah, KBB, Senin (30/9).

Ia mengatakan, hingga saat ini proses belajar mengajar di ruang kelas yang akan dirobohkan masih berlangsung. Saat ini, pihaknya sudah mempersiapkan ruang kelas sebagai pengganti tempat belajar mengajar jika bangunan tersebut dirobohkan.

Ia berharap pembangunan proyek KCIC tidak berdampak negatif terhadap kesehatan dan keamanan siswa. "Siswa belum ada yang terkena dampak cuma tetap saja, jaga-jaga harua diakomodir oleh PT PSBI tentang keselamatan, kesehatan siswa. Seperti pakai masker dan ada asuransi," ungkapnya.

Aam menambahkan, prioritas utama yang tengah dikerjakannya jika bagian depan sekolah diroboh adalah mencari akses jalan utama menuju sekolah. Menurutnya, pihaknya mengusulkan kepada PT PSBI untuk menyewa jalan masuk sementara dari arah Utara dan Barat. 

"Cuma untuk akses mobil belum terpikirkan," katanya. 

Ia mengatakan, bangunan ruang kelas yang terkena lintasan KCIC dikatakannya digunakan sebagai pembatas kereta cepat dengan sekolah. Menurutnya, berdasarkan keterangan pihak KCIC, lintasan kereta api tidak berdekatan langsung dengan sekolah. Sebab terdapat pembatas. Kemudian diklaim aktivitas kereta cepat tersebut tidak sebising yang dibayangkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement