Senin 30 Sep 2019 09:54 WIB

Gunung Slamet Masih Berstatus Waspada

Hingga saat ini gunung Slamet masih dengan aktivitas kegempaan fluktuatif

Kobaran api membakar hutan pinus di lereng bagian timur Gunung Slamet pada petak 58a, terlihat dari Desa Serang, Karang Reja, Purbalingga, Jawa Tengah, Kamis (12/9/2019).
Foto: Antara/Idhad Zakaria
Kobaran api membakar hutan pinus di lereng bagian timur Gunung Slamet pada petak 58a, terlihat dari Desa Serang, Karang Reja, Purbalingga, Jawa Tengah, Kamis (12/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO - Gunung Slamet yang meliputi Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal, dan Brebes, Jawa Tengah, hingga saat ini masih berstatus waspada dengan aktivitas kegempaan fluktuatif. 

"Perkembangan aktivitas Gunung Slamet hingga saat ini, statusnya masih waspada. Parameter yang ada memang masih relatif stabil walaupun dari kegempaan kecenderungannya fluktuatif," kata petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Slamet PVMBG Sukedi saat dihubungi dari Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Senin (30/9).

Ia mengatakan berdasarkan pengamatan yang dilakukan petugas Pos PGA Slamet di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, gempa embusan yang terjadi di Gunung Slamet masih cukup banyak.

Selain itu, kata dia, gempa embusan itu juga diikuti oleh gempa-gempa tremor yang amplitudonya berubah-ubah dan dalam beberapa hari terakhir berkisar 0,5-2 milimeter namun dominan pada 1 milimeter.

Ia mengakui jika dibanding dengan gempa-gempa tremor yang terjadi beberapa waktu sebelumnya atau sejak peningkatan status Gunung Slamet, amplitudo gempa-gempa tremor yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir cenderung menunjukkan adanya penurunan.

Dalam hal ini, PVMBG pada tanggal 9 Agustus 2019, pukul 09.00 WIB, menaikkan status Gunung Slamet dari aktif normal menjadi waspada karena ada peningkatan aktivitas kegempaan dan parameter lainnya.

"Jadi memang ada kecenderungan (amplitudo gempa tremornya) menurun, tapi untuk (parameter) yang lain belum mendukung untuk kembali ke status normal," kata Sukedi menjelaskan.

Oleh karena itu, kata dia, PVMBG hingga saat ini masih merekomendasikan agar masyarakat atau pendaki untuk tidak beraktivitas dalam radius 2 kilometer dari kawah puncak Gunung Slamet.

"Kami berterima kasih kepada teman-teman dari media massa maupun berbagai pihak yang terus menginformasikan perkembangan aktivitas Gunung Slamet. Mudah-mudahan warga tidak serta merta, begitu Gunung Slamet terlihat diam, langsung dianggap normal, karena hingga saat ini aktivitasnya masih fluktuatif," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement