Ahad 29 Sep 2019 11:23 WIB

Satia Putra Bocah Obesitas Asal Karawang Meninggal Dunia

Satya yang menderita kelebihan berat badan meninggal akibat sesak nafas.

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Nur Aini
Satia Putra (7) penyandang obesitas dengan berat badan mencapai 101 kg dibantu petugas medis dan kedua orangtuanya mengukur tinggi badan sebelum pemeriksaan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karawang, Karawang, Jawa Barat, Rabu (3/7/2019).
Foto: Antara/M Ibnu Chazar
Satia Putra (7) penyandang obesitas dengan berat badan mencapai 101 kg dibantu petugas medis dan kedua orangtuanya mengukur tinggi badan sebelum pemeriksaan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karawang, Karawang, Jawa Barat, Rabu (3/7/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Setelah menjalani perawatan medis, bocah obesitas Satia Putra, asal Kampung Cilempung, Desa Pasirjaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, Karawang, meninggal dunia. Bocah berusia tujuh tahun ini, meninggal dunia akibat sesak napas. Kasus ini, menambah daftar panjang warga Karawang yang meninggal dunia dalam kondisi kelebihan berat badan.

Sarli (50 tahun), ayah kandung Satia Putra, mengatakan, beberapa hari terakhir putranya itu mengeluhkan sesak napas. Karena itu, keluarga membawa bocah kelas 1 SD ini, untuk menjalani perawatan medis di klinik terdekat. Akan tetapi, pada Sabtu malam (28/9) Satya meninggal dunia.

Baca Juga

"Sejak Jumat siang, kita bawa Satia ke klinik. Di klinik, anak saya dikasih pengobatan, slaah satunya dengan dipasang selang oksigen," ujar Sarli, saat ditemui media di rumah duka, Ahad (29/9).

Sabtu malam sekitar pukul 21.00 WIB, Satia dibawa pulang. Karena, kondisinya tak mengalami perubahan. Akan tetapi, tak berapa lama berada di rumah, sesak napasnya kembali kambuh. Kemudian, keluarga berupaya untuk membawa Satia ke klinik lagi, namun anak tersebut keburu menghembuskan napas terakhirnya.

Kematian Satia tersebut menimbulkan duka mendalam bagi keluarga. Pasalnya, bocah dengan berat badan 110 kilogram itu merupakan anak kesayangan bagi pasangan Sarli dan Komariah (40 tahun).

Apapun yang diinginkan anak ini, selalu dituruti oleh orang tuanya. Termasuk, makan sehari lima kali, juga dituruti oleh orang tuanya.

"Hari ini, kami akan menguburkan jasad anak kesayangan kami. Mohon do'anya," ujar Sarli dengan wajah tertunduk.

Sementara itu, Nunung (37 tahun) guru Satia Putra, saat bertakziah ke rumah duka, mengatakan, dirinya ikut bersedih dengan meninggalnya bocah tersebut. Apalagi, Satya merupakan sosok anak yang riang, mudah bergaul, dan daya tangkap ingatannya cukup tinggi.

"Kalau di sekolah, Satia sangat bersemangat main sama teman-temannya. Dia anak yang baik dan pintar. Tetapi, jajannya tidak berhenti dari mulai masuk sampai pulang sekolah," ujar Nunung.

Meninggalnya bocah obesitas tersebut, menambah daftar panjang kasus kematian warga Karawang yang mengalami masalah berat badan ekstrem. Berdasarkan data Dinas Kesehatan setempat, ada empat warga yang mengalami obesitas. Dari empat bocah itu, tiga di antaranya meninggal dunia.

"Ada empat warga yang mengalami obesitas ekstrem. Yang terbaru, yakni Satia Putra yang meninggal dunia," ujar Plt Kadinkes Karawang, Nurdin Hidayat.

Empat warga yang mengalami obesitas ini, yaitu, Arya Permana (13 tahun), warga Cipurwasari, Kecamatan Tegalwaru. Saat ditemukan kali pertama, berat badan Arya mencapai 192 kilogram. Setelah menjalani diet sehat dan perawatan dokter, kini berat badannya turun menjadi 91 kilogram.

Kemudian, Yudi Hermanto, asal Desa Sirnabaya, Kecamatan Telukjambe Timur. Berat badan Yudi, mencapai 310 kilogram. Pada Desember 2017 lalu, Yudi mengalami sesak napas dan kejang-kejang. Lalu, dia meninggal dunia.

Sunarti (39 tahun) warga obesitas asal Desa Cibalongsari, Kecamatan Klari. Berat badan Sunarti, mencapai 148 kilogram. Dia meninggal dunia pada awal Maret 2019, setelah sebelumnya menjalani perawatan di RSHS.

Kemudian, yang terakhir adalah Satia Putra. Bocah usia tujuh tahun ini, kali pertama ditemukan berat badannya mencapai 101 kilogram. Kemudian, turun menjadi 97 kilogram. Tetapi, setelah itu berat badannya naik lagi menjadi 110 kilogram, sampai bocah ini menghembuskan nafasnya pada Sabtu malam (28/9).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement