Sabtu 28 Sep 2019 18:43 WIB

Hama Tikus Serang Lahan Padi di Madiun

Petani terancam gagal panen.

Petani usir hama tikus (ilustrasi)
Foto: Antara
Petani usir hama tikus (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hama tikus menyerang ratusan hektare lahan padi di sejumlah wilayah Kabupaten Madiun, Jawa Timur, hingga meresahkan petani karena dapat berimbas pada gagal panen.

"Lahan pertanian yang terdampak mencapai sekitar 131 hektare," kata Kepala Bidang Holtikultura, Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Madiun Sumanto di Madiun, Sabtu (28/9).

Sesuai pendataan, hama tersebut telah menyerang tanaman padi di tujuh kecamatan di Kabupaten Madiun. Yakni, Pilangkenceng, Wonoasri, Balerejo, Madiun, Mejayan, Saradan, dan Dagangan.

Menurut dia, lahan padi yang paling parah terdampak ada di Kecamatan Pilangkenceng. Di wilayah tersebut lahan pertanian seluas 50 hektare rusak karena serangan hama tikus.

Hama tikus tersebut menyerang tanaman padi yang sudah berusia 40 hari dari masa tanam. Jika tidak dibasmi, padi tersebut tak bisa dipanen. "Sejauh ini intensitas masih bertaraf ringan, tapi kami bertindak semaksimal mungkin untuk membasminya," kata dia.

Adapun pembasmian hama tersebut dilakukan dengan penyemprotan cairan rodentisida atau petrokum. Selain itu, Bupati Madiun Ahmad Dawami juga telah menginstruksikan agar petani secara serentak melakukan gropyokan tikus guna mengurangi populasinya.

Para petani tidak direkomendasikan menggunakan jebakan tikus dari listrik. Sebab jika lupa, bisa mencelakai pemilik sawah. Selain itu, Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Madiun juga menyediakan bantuan belerang dan pestisida untuk membasmi hama tikus tersebut.

Pihaknya juga terus melakukan koordinasi dengan para petani dan gabungan kelompok tani (gapoktan) guna mengetahui perkembangan terbaru tentang serangan dan pembasmian hama tikus tersebut.

"Sesuai petunjuk dari Bupati, kami diminta untuk melakukan pendataan ulang lahan pertanian yang terdampak. Sebelum nanti diusahakan untuk pemberian bantuan," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement