REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Kondisi para pengungsi korban gempa tektonik magnitudo 6,8 dari tiga desa di Kecamatan Salahutu (Pulau Ambon) sangat memprihatinkan di malam hari. Tidak ada lampu penerangan dan cuaca dingin akibat hujan.
"Warga kami harus tidur dengan menggelar tikar di atas rumput dan sangat dingin di malam hari akibat hujan dan berada dalam kegelapan," kata Saniri Negeri Waai (kelompok masyarakat), Obet Reawaru di Ambon, Jumat (27/9).
Keluhan tersebut disampaikan saat ribuan pengungsi Desa Waai dikunjungi pimpinan sementara DPRD Maluku, Lucky Wattimury, Richard Rahakbauw, Melkianus Sairdekut, Azis Sangkal, serta sejumlah anggota DPRD Maluku. Menurut dia, sejak warga Negeri Waai mengungsi pada Kamis, (26/9) kemarin sampai saat ini mereka belum menerima bantuan apa pun dari pemerintah kabupaten atau provinsi.
Kebutuhan yang paling mendesak saat ini adalah air bersih, makanan dan minuman, tenda, MCK, dan lampu penerangan, serta obat-obatan. "Kami berharap aspirasi ini bisa diteruskan bapak dan ibu anggota DPRD provinsi untuk diperjuangkan sampai ke pemerintah pusat, sebab sampai sekarang warga masih trauma kembali ke rumah di pesisir pantai mengingat gempa-gempa susulan masih terus terjadi," katanya.
Salah satu pengungsi asal Desa Tulehu, Ali Lestaluhu juga menyampaikan hal serupa di mana warga yang mengungsi tidak berada di satu titik melainkan tersebar di beberapa lokasi lainnya. Sedangkan salah satu koordinator pengungsi Desa Liang, Muchlis Lessy menjelaskan, jumlah rumah warga yang rusak berat 405 unit, rusak sedang 276 unit, dan rusak ringan 309 unit.
"Jumlah korban meninggal ada lima orang di antaranya Halima Samual, La Nai, Wa Ona, Wa Ani, serta La Oa yang rata-rata tertimpa reruntuhan tembok rumah saat terjadi gempa," katanya.
Kemudian yang luka berat sebanyak sembilan orang dan luka ringan 72 orang. Korban tewas ini terdapat di desa induk maupun beberapa dusun yang menjadi petuanan Desa Liang, sementara ribuan warga masih bertahan di tenda-tenda pengungsian dengan kondisi kekurangan bahan makananan, tenda, MCK, dan lampu penerangan.
Atas keluhan para pengunsi dari tiga desa tersebut, pimpinan sementara DPRD Maluku, Lucky Wattimury mengatakan legislatif akan memperjuangkan secepatnya bantuan dari pemerintah provinsi dan pusat bisa segera terealisasi.