Jumat 27 Sep 2019 23:04 WIB

Pemkab Pekalongan Anggarkan Rp 2 M Atasi Kekeringan

Sebanyak 14 desa di Pekalongan mengalami kekeringan.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi kekeringan.
Foto: ANTARA FOTO/Abriawan Abhe
Ilustrasi kekeringan.

REPUBLIKA.CO.ID, KAJEN -- Bupati Pekalongan Asip Kholbihi menyebutkan, untuk membantu warga yang mengalami kesulitan air bersih di wilayahnya, Pemkab mengalokasikan anggaran Rp 2 miliar pada tahun 2019 ini. Dia menyebutkan, anggaran sebesar itu dinilai cukup untuk melakukan suplai air secara rutin bagi warga.

''Saya kira, jumlah anggaran tersebut akan mencukupi untuk membantu warga yang mengalami dampak kekeringan hingga datangnya musim penghujan,'' jelasnya, Jumat (27/9).

Dia menyebutkan, jumlah desa terdampak kekeringan di wilayahnya, tidak terlalu banyak. Berdasarkan laporan BPBD setempat, desa yang terdampak kekeringan hanya sekitar 14 desa yang tersebar di 10 kecamatan.

''Desa-desa yang terdampak kekeringan, sebagian berada di daerah atas atau daerah pegunungan,'' jelasnya.

Meski demikian dia menyatakan, masalah kesulitan air yang dialami warga di 10 desa tersebut diupayakan bisa teratasi. Dengan demikian, pada musim kemarau mendatang diharapkan jumlah desa yang warganya mengalami kesulitan air bersih bisa ditekan lebih kecil.

''Saat ini kita sedang memetakan lokasi air baku yang bisa dimanfaatkan. Melalui berbagai program yang ada, nantinya akan kita upayakan agar air dari lokasi sumber air baku tersebut bisa dialirkan ke desa-desa yang selama ini terdampak kekeringan,'' jelasnya.

Sebelumnya, Bupati Saip Kholbihi bersama dengan jajaran pejabat dari BPBD, DPU Taru, BPR/BKK, dan forum CSR Kabupaten Pekalongan, telah meninjau lokasi kekeringan di Desa Lambanggelun Kecamatan Paninggaran. Dalam kesempatan itu, Bupati menyerahkan bantuan air bersih sebanyak 15 ribu liter dan bantuan anggaran Rp 100 juta untuk pembuatan instalasi air bersih.

''Berbagai upaya akan kita dilakukan untuk menangani kekeringan. Kita juga sudah gelar shalat istisqa bersama, untuk memohon pada Allah agar hujan segera turun,'' katanya.

Khusnul Khotimah (28), warga Desa Lambanggelun Kecamatan Paninggaran, dalam kesempatan itu mengaku warga di desanya sudah mengalami kesulitan air bersih sejak dua bulan silam. ''Air sumur sudah kering, untuk kebutuhan air bersih kami hanya bisa mengandalkan pasokan bantuan dari Pemkab. Sedangkan untuk kebutuhan mandi dan cuci, kami ke lokasi mata air yang berada di lereng bukit hutan karet sejauh 2 km,'' jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement