Jumat 27 Sep 2019 08:17 WIB

Artha Graha Peduli Bahas Isu Lingkungan di Forum New York

Kegiatan berskala internasional ini dilaksanakan di Columbia University New York.

Koordinator Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC) Lampung Ardi Bayu Firmansyah saat menjelaskan program yang telah dilakukan oleh AGP dalam bidang konservasi fauna, flora, hutan dan laut didampingi oleh (ki-ka) Mari Elka, Luhut Pandjaitan (Menkomaritim), Sugeng Bahagijo dari INFID, Budiadi dari UGM, Silvia Fanggidae dari NTT, di New York Rabu (25/9).
Foto: Dok. AGP
Koordinator Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC) Lampung Ardi Bayu Firmansyah saat menjelaskan program yang telah dilakukan oleh AGP dalam bidang konservasi fauna, flora, hutan dan laut didampingi oleh (ki-ka) Mari Elka, Luhut Pandjaitan (Menkomaritim), Sugeng Bahagijo dari INFID, Budiadi dari UGM, Silvia Fanggidae dari NTT, di New York Rabu (25/9).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK - Yayasan Nirlaba Artha Graha Peduli (AGP) kembali berperan serta dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan lingkungan pada konferensi Internasional tentang Pembangunan Berkelanjutan (ICSD) di Columbia University New York, Amerika Serikat, Rabu (25/9). Kegiatan berskala internasional ini dilaksanakan dalam rangka membangun forum jaringan kerja di tingkat internasional.

"AGP mempresentasikan hal-hal yang telah dikerjakan selama ini. Dalam forum itu, kita berbagi informasi tentang lingkungan hidup dengan berbagai pegiat internasional,” kata Ketua Umum AGP Heka Hertanto, Jumat (27/9).

Heka menunjukkan, dalam paparan itu, Koordinator Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC) Lampung Ardi Bayu Firmansyah juga menjelaskan program yang telah dilakukan oleh AGP dalam bidang konservasi fauna, flora, hutan dan laut. TWNC yang didukung oleh pemerintah berperan aktif menjaga lingkungan hidup.

photo
Diskusi AGP di Forum New York.

Selain menangani konservasi flora dan dan fauna, AGP aktif menangani Citarum yang merupakan sungai terpanjang di Pulau Jawa. Pada mulanya sungai ini berserak sampah dan limbah industri. Kini daerah aliran sungai (DAS) sudah ditanami pohon.

“Kami bersama mitra seperti Pemda Jabar, TNI, warga, dan lain-lain membersihkan sungai, mengadakan pembenihan bibit, mengedukasi warga untuk peduli pada lingkungan sungai,” ucap Heka.

Heka mengatakan, paparan selanjutnya yang dilakukan di Columbia University adalah mengenai penanaman mangrove sebagai bagian mendukung program langit biru untuk mengurangi emisi karbon. Ini juga bagian dari konservasi alam. Bahkan, AGP pernah mendatangkan pesepak bola elite dunia Cristiano Ronaldo (CR7) ke Bali pada 26 Juni 2013 sebagai duta Program Konservasi Bali Manggrove.

Pada kesempatan itu, AGP yang sudah terjun pada penyelamatan lingkungan sejak tahun 1990-an memutar film dokumen lingkungan hidup serta upaya menghadapi climate change dengan merawat dan melindungi sekitar 45.000 hektare hutan dan 15.000 hektare pantai dan laut di TWNC serta reforestasi pada pengelolaan hutan sawit berkelanjutan sekitar 12.500 hektare di Kalimantan Barat.

“Presentasi AGP bersamaan dengan narasumber lain yakni Ibu Mari Pangestu, Bapak Luhut Pandjaitan yang bicara tentang sampah dan sawit, Bapak Budiadi dari Universitas Gajah Mada, Bapak Sugeng Bahagijo dari INFID dan serta Ibu Silvia Fanggidae dari NTT. Acara ini dimulai jam 3 siang sampai selesai,” ujar Heka.

Konferensi Internasional tentang Pembangunan Berkelanjutan (ICSD) menyediakan forum bagi akademisi, pemerintah, masyarakat sipil, badan-badan PBB, dan sektor swasta untuk bersama-sama berbagi solusi praktis mencapai SDGs.

ICSD tahunan ketujuh, yang diselenggarakan oleh Global Master's dalam Praktek Pembangunan (MDP) dan Jaringan Solusi Pembangunan Berkelanjutan (SDSN) ini fokus pada tema 'Praktik yang Baik: Model, Kemitraan, dan Pengembangan Kapasitas untuk SDGs'. Acara ini merupakan bagian dari Climate Week NYC 2019 sejak 24-25 September 2019 di kota New York, Amerika Serikat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement