Jumat 27 Sep 2019 06:20 WIB

Pelabuhan Ambon Tetap Beroperasi

Uasi gempa pelabuhan Anbon masih tampak sepi oleh para pengguna jasa.

Rep: Rahayu Subekti, Intan Pratiwi/ Red: Muhammad Subarkah
Tim SAR gabungan melakukan pencarian Matheis Frans warga Desa Nania yang tewas tertimbun longsoran bukit pasir di Desa Nania, Ambon, Maluku, Kamis (26/9/2019).
Foto: Antara/Izaac Mulyawan
Tim SAR gabungan melakukan pencarian Matheis Frans warga Desa Nania yang tewas tertimbun longsoran bukit pasir di Desa Nania, Ambon, Maluku, Kamis (26/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Gempa mengguncang dua wilayah Indonesia dalam waktu yang hampir bersamaan pada Kamis (26/9) di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Ambon. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memastikan setelah gempa tersebut, kondisi pelabuhan di kedua wilayah aman dan masih beroperasi normal.

Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Ambon Yefri Meidison menyatakan, pelayanan tetap berlangsung selepas gempa bumi. Meskipun begitu, Yefri mengatakan, pelabuhan masih tampak sepi oleh para pengguna jasa.

“Kami tetap menugaskan petugas piket untuk //standby// di pelabuhan agar pelayanan pelabuhan tetap berjalan,” kata Yefri, Kamis (26/9).

Terkait dengan dampak gempa, Yefri menjelaskan, saat ini tengah melakukan pengecekan terhadap kondisi infrastruktur dan fasilitas pelabuhan. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan, apakah terdapat kerusakan signifikan.

Sementara itu, Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas III Labuan Bajo Dwikora memastikan kondisi di Pelabuhan Labuan Bajo saat ini terpantau aman. Dwikora menuturkan, Pelabuhan Labuan Bajo tetap beroperasi normal seperti biasa. “Pascagempa, alhamdulillah kondisi infrastruktur dan personel di pelabuhan kami aman serta fasilitas pelabuhan dalam keadaan baik,” ujar Dwikora.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub R Agus H Purnomo mengimbau seluruh Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang berada di wilayah rawan bencana meningkatkan kewaspadaan. Terutama siap siaga terhadap bencana yang tidak bisa diprediksi.

“Khusus untuk UPT di Ambon dan Labuan Bajo, saya minta agar terus berkoordinasi dengan stakeholder terkait, seperti Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan SAR Nasional (Basarnas), dan instansi lainnya untuk memonitor pascagempa serta bersama-sama menyatukan langkah dalam melakukan penanganan pascagempa,” kata Agus.

Gempa yang mengguncang Kota Ambon dan sekitarnya juga sempat menyebabkan terjadinya gangguan di beberapa sistem kelistrikan Ambon. Wilayah yang terdampak padam karena terganggunya sistem kelistrikan akibat gempa tersebut, yakni sekitaran pusat Kota Ambon, Unpatti - Poka, sebagian Wayame, Tulehu hingga Hitu.

Ini diakibatkan dua penyulang yang menyalurkan listrik mengalami gangguan dengan padam sebesar 16 MW. Pada pukul 13.10 WIT, hampir seluruh wilayah yang terdampak padam akibat gempa tersebut telah berhasil dipulihkan sistem kelistrikannya dan menyisakan satu lokasi padam, yakni di Tulehu.

"Hingga saat ini, kami terus berupaya melakukan penormalan," ujar Manager Komunikasi PLN Unit Induk Wilayah Maluku dan Maluku Utara (UIW MMU)

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement