Jumat 27 Sep 2019 05:10 WIB

Kiai Maruf Dukung Optimalisasi Potensi Maritim Indonesia

Menurut Kiai Maruf, Indonesia memiliki kekuatan menjadi poros maritim dunia.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Agung Sasongko
KH Maruf Amin
Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
KH Maruf Amin

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berkomitmen mengoptimalkan pelabuhan-pelabuhan di sejumlah daerah agar mampu memajukan potensi maritim Indonesia. Karenanya, pengelolaan pelabuhan harus memanfaatkan sistem berbasis teknologi digital sebagaimana tuntutan revolusi industri 4.0.

Kemenhub bekerja sama dengan Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Institut Pertanian Bogor menggelar konfrensi kemaritiman untuk membahas kondisi terkini kepelabuhanan, pelayaran dan logistik kemaritiman di Indonesia.

Kegiatan ini merupakan rangkaian dari Dies Natalis IPB ke-56, bertajuk "International Conference on Port, Shipping and Maritime  Logistics: Millenial Challenges and Opportunity in Indonesia". Acara ini dibuka Wakil Presiden terpilih, KH Ma'ruf Amin.

Kiai Maruf mengatakan, untuk mengoptimalkan potensi maritim Indonesia, gagasan dan ide-ide besar harus direalisasikan. Menurutnya, negara ini memiliki kekuatan menjadi poros maritim dunia.

Untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah memang harus menjalin kerja sama dengan pihak perguruan tinggi dan swasta, sehingga muncul ide baru dan upaya untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maritim terbesar.

"Lewat konfrensi inilah akan ada akselerasi untuk mempercepat proses tersebut," kata Kiai Ma'ruf dalam sambutannya di Hotel Bidakara Jakarta, Kamis (26/9).

Sementara itu, Dirjen Perhubungan Laut, R Agus Purnomo mengatakan, untuk mendukung Indonesia menjadi negara poros maritim dunia, pemerintah telah membangun 635 fasilitas pelabuhan yang tersebar di seluruh daerah.

Selain itu, salah satu kunci untuk mendorong pelabuhan-pelabuhan di Indonesia dapat bersaing secara global, kata dia, dengan cara memberikan pelayanan yang lebih cepat, murah dan transparan. Karena itu, digitalisasi pelabuhan mutlak diberlakukan.

"Yang akan dilakukan ke depannya dengan mengoptimalisasi pelabuhan-pelabuhan tersebut," ujar dia.

Kemenhub juga membuka peluang bagi pihak swasta yang ingin mengembangkan potensi pelabuhan. Bahkan, jika pihak tersebut ingin membangunnya dari nol, selama memiliki kemampuan dari segi konsep dan permodalan, pemerintah pasti menyambut baik peluang tersebut.

Sementara itu, Rektor IPB Arif Satria mengatakan, pelabuhan sebagai bagian dari rantai pasok logistik kemaritiman memiliki peran penting. Menurutnya, sangat disayangkan jika potensi Indonesia yang besar ini tidak dapat dimanfaatkan.

"Indeks logistik Indonesia berada di urutan ke-46, di bawah Vietnam. Ini menjadi tantangan bagi kita untuk memperbaiki infrastruktur pelabuhan dan mendorong pemanfaatannya, supaya banyak kapal-kapal juga memakai jasa tersebut," kata Arif.

Melalui konferensi ini, kata dia, diharapkan ada gambaran mengenai kondisi terkini pelabuhan, pelayaran dan logistik kemaritiman supaya pemerintah bersama pihak akademisi dan swasta dapat mengambil langkah-langkah strategis ke depan.

"Bagaimana mengembangkan peran Indonesia dalam kancah regional dan global bisnis logistik kemaritiman merupakan salah satu fokus capaian konferensi ini," ujar dia

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement