REPUBLIKA.CO.ID, BALONGAN -- Sejumlah delegasi dari beberapa negara sahabat didampingi tim dari Kementerian ESDM dan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia melakukan site visit ke Pertamina Refinery Unit VI Balongan. Kunjungan mereka ke RU VI untuk melihat gambaran bagimana proses produksi crude oil menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM).
Stakeholder internasional tersebut berasal dari Singapura, Bangladesh, Australia, Amerika Serikat, Mozambique, Myanmar, dan Filipina. Pada lawatan ke RU VI ini, rombongan tamu menerima overview terkait proses bisnis di RU VI yang berlangsung di ruang rapat 1 adm building. Hadir pada kesempatan tersebut General Manager RU VI Balongan Nur Qadim beserta tim manajemen.
Suasana malam di kilang minyak Balongan, Indramayu, Jawa Barat.
Dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Kamis (26/9), General Manager Pertamina RU VI Balongan Nur Qadim menyambut baik kehadiran stakeholder internasional ke RU VI. Pada kesempatan tersebut Nur Qadim menyampaikan, bahwa RU VI merupakan kilang yang memiliki peran penting dalam penyediaan energi nasional yang memiliki kompleksitas tertinggi dantara kilang-kilang Pertamina yang lain.
Sementara itu, Vice President Stakeholder Relation Pertamina Teuku Mirasfi yang memimpin rombongan delegasi mengatakan, International Site Visit ini merupakan program dari Corporate Secretary yang sudah dilakukan secara rutin dengan mengundang perwakilan dari kedutaan besar negara sahabat tempat Pertamina memiliki intensi bisnis di negara tersebut.
"Dengan melihat secara langsung unit operasi Pertamina, mereka akan lebih paham bagaimana kompleksnya bisnis Pertamina , mulai dari proses produksi minyak hingga proses hilir di kilang, " ujar Teuku Mirasfi.
Salah satu delegasi dari Kedutaan Besar Australia, Peter Simojoki, mengungkapkan bahwa kunjungannya ke RU VI memberikan gambaran bagimana proses produksi crude oil menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM).
Peter berharap dengan adanya site visit ini hubungan diplomasi antara Indonesia dengan delegasi negara-negara sahabat semakit erat.
"Hubungan yang baik tentu akan membuka jalur kerja sama, baik di bidang bisnis, investasi, maupun sharing knowledge antar negara," ujar Peter.