REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menjadi pembicara di United Nation (UN) Climate Action Summit yang berlangsung di Markas Besar PBB, UN Headquarter, New York Amerika. Dalam forum PBB itu, Risma menjadi pembicara bersama Presiden Kenya dan Presiden Turki. Risma adalah satu-satunya kepala daerah yang hadir sebagai pembicara.
Perempuan yang juga menjabat presiden UCLG ASPAC itu memaparkan berbagai upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dalam menjaga iklim. Salah satunya dengan memperbaiki transportasi. Suroboyo Bus yang dijadikan andalan Risma untuk dibahas di forum dunia tersebut. Bus yang pembayarannya menggunakan botol plastik.
“Makanya, kami mencoba beralih dari transportasi perkotaan yang berpolusi ke angkutan umum dengan meluncurkan bus kota bernama Suroboyo Bus,” kata Risma, seperti tertulis dalam siaran persnya, Kamis (26/9).
Selain diciptakan untuk membantu mengurangi emisi gas rumah kaca, lanjut Risma, pada saat yang bersamaan, bus ini juga berfungsi sebagai pengelolaan sampah plastik. “Jadi pengelolaan sampahnya adalah penumpang membayar ongkos bus menggunakan botol plastik, dan itu mampu mengurangi sampah botol plastik di kota kami,” ujar Risma.
Wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya itu juga membangun Park and Ride yang berfungsi memudahkan masyarakat berganti kendaraan. Misalnya dari sepeda motor ke bus. Diakuinya, bagi pejalan kaki pun juga disediakan jalur pedestrian yang bersih dan aman.
“Suroboyo Bus kami juga bisa mengangkut sepeda. Uji emisi reguler juga dilakukan dengan hasil hampir 90 persen kendaraan lulus uji emisi,” kata Risma.
Di samping itu, untuk menjaga keseimbangan kota, Risma mengaku pihaknya terus melakukan penanaman pohon, pembangunan taman, pelestarian hutan mangrove, pembuatan waduk, dan menggelar car free day (CFD) setiap pekan. Jumlah taman di Surabaya, kata dia, mencapai 475 taman umum, luas mangrove 2.871 hektar, dan total 72 waduk yang sudah dibangun.