Selasa 24 Sep 2019 22:44 WIB

Marinir TNI AL Turun, Mahasiswa Langsung Tenang

Mahasiswa ingin polisi juga berdialog dan tidak terus menembaki gas air mata

Rep: Febryan A/ Red: Esthi Maharani
Situasi aksi demonstrasi mahasiswa di depan Gedung DPR/MPR RI pukul 16.58 WIB. Polisi terus memukul mundur mahasiswa dengan menggunakan gas air mata.
Foto: Republika/Prayogi
Situasi aksi demonstrasi mahasiswa di depan Gedung DPR/MPR RI pukul 16.58 WIB. Polisi terus memukul mundur mahasiswa dengan menggunakan gas air mata.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bentrokan mahasiswa dengan aparat kepolisian di bawah fly over JCC Senayan akhirnya mereda setelah Korps Marinir TNI AL turun tangan pada Selasa (24/9) malam. Pasukan baret ungu berhasil bernegosiasi dengan mahasiswa yang masih merasa tuntutan mereka belum terpenuhi.

Berdasarkan pantauan Republika sekitar pukul 21:15 WIB, bentrokan antara mahasiswa dan aparat kepolisian sudah berhenti. Sekitar seratusan mahasiswa akhirnya menuruti permintaan aparat TNI untuk menghentikan aksi saling lempar.

Pasukan marinir meminta pihak mahasiswa untuk membubarkan diri agar Jalan Gatot Subroto bisa dibuka kembali. Sebab, sudah mengakibatkan kemacetan parah.

"Nah gini dong pak, diskusi gini kan enak. Kami dari tadi ditembaki gas air mata oleh polisi," ucap salah seorang mahasiswa.

Meski sudah tenang, mahasiswa tetap enggan untuk membubarkan diri. Mereka menginginkan negosiasi langsung dengan pihak kepolisian. "Kalau sama bapak TNI kan sudah santai ini, kami ingin polisi ke sini yang bicara," ucap salah seorang mahasiswa diantara kerumunan massa.

Pihak marinir pun menyanggupi permintaan tersebut asalkan mahasiswa bisa tenang saat berbicara dengan Kapolres Jakpus Harry Kurniawan. "Kami jamin, pak. Kami gak bakal bikin malu TNI," teriak puluhan mahasiswa.

Negosiasi antara pihak kepolisian dan mahasiswa berlangsung sekitar 15 menit dibawah pengawasan pasukan marinir. Setelah mendapat penjelasan, mahasiswa bersedia membubarkan diri dari area di bawah Fly Over JCC.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement