Selasa 24 Sep 2019 19:19 WIB

BPPT Titik Beratkan Pemanfaatan Teknologi Atasi Karhutla

BPPT harap pemanfaatan teknologi dititikberatkan untuk mengatasi karhutla.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Yudha Manggala P Putra
Foto udara kawasan Kota Jambi yang diselimuti kabut asap dari karhutla di Jambi, Sabtu (21/9/2019).
Foto: Antara/Wahdi Septiawan
Foto udara kawasan Kota Jambi yang diselimuti kabut asap dari karhutla di Jambi, Sabtu (21/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Tri Handoko Seto mengatakan kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terus berulang mendorong pemerintah untuk mencari cara dalam mengatasinya. Menurut Seto, salah satu langkah yang seharusnya diambil pemerintah ke depan ialah memanfaatkan teknologi dalam mencegah berulangnya kejadian tersebut.

"Rencana ke depan harusnya kita menitikberatkan di teknologi agar persoalan bisa cepat selesai dengan teknologi," kata Seto saat jumpa pers di Kantor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Jakarta, Selasa (24/9).

Seto berharap pemanfaatan teknologi yang lebih signifikan bisa masuk dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN)  "Dari sisi teknologi, ini masukan kepada kami di instansi pemerintah, ke depan harus dilakukan upaya mencegah yang sistematis dari sisi teknologi," lanjut Seto.

Selain teknologi, kata Seto, perbaikan juga harus dilakukan terhadap tata kelola lahan gambut. Ia menyebut pembangunan infrastruktur seperti bendungan gambut perlu dilakukan karena perannya yang vital. Pasalnya, kata Seto, gambut itu dasarnya rawa dan harus selalu basah. Apabila mengering akan mudah terbakar dan menjalar ke mana-mana.

"Infrastruktur bendung-bendung gambut sangat vital dikerjakan, nggak cukup infrastruktur hanya (bangun) jalan dan bandara, iya itu penting; tapi yang ini juga harus diberi perhatian,"

Selain itu, Seto mendorong peningkatan pengawasan level air gambut. Menurutnya, dari presiden, menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, hingga BNPB, harus selalu mengetahui kondisi level air gambut di seluruh Indonesia.

"Sekarang sudah dipasang tapi belum signifikan jumlahnya. Begitu dimonitor, saat sedikit saja turun (level air), maka gambut harus dibasahi," ucap Seto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement