Senin 24 Sep 2018 06:17 WIB

Pembudidaya Ikan di Cililin Rugi Karena Waduk Saguling Surut

Warga menyebut Waduk Siguling surut kurang lebih 15 meter dari muka ke dasar

Rep: ayobandung.com/ Red: ayobandung.com
 Waduk Siguling
Waduk Siguling

CILILIN, AYOBANDUNG.COM—Sebagian pembudidaya ikan keramba jaring apung (KJA) di Jembatan Ciminyak, Desa Rancapanggung, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat mengeluhkan surutnya air di Waduk Saguling. Hal tersebut berdampak kepada produktivitas budidaya ikan yang menurun.

Salah seorang pembudidaya ikan KJA, Bagus Rendra (30), mengaku dalam kondisi air normal produktivitas budidaya ikan bisa mencapai 90 persen. Namun, saat air surut perkembangan budidaya ikan hanya menghasilkan 50 persen.

AYO BACA : Usai Dicekok Miras, Warga Saguling Digilir 5 Pemuda

"Sekarang bibit (ikan disebar) 2 kuintal normalnya jadi 1 ton lebih, kalau surut hanya 7 kuintal. Perbedaannya lumayan," ujarnya, Senin (23/9).

Dirinya pun mengaku mengalihkan budidaya ikan di KJA dari Jembatan Ciminyak ke wilayah Bongas. Meski begitu, kondisi air di Bongas tidak mengalir sehingga dampaknya mengendap dan mengeluarkan bau yang tidak sedap.

AYO BACA : Prasmanan Penggugah Selera Menghadap Danau Saguling yang Damai

Ia menambahkan, hampir mayoritas pengelola rumah makan dan pembudidaya ikan di KJA mengeluh dengan kondisi saat ini. Bahkan, pemilik rumah makan terapung tidak bisa berjualan karena air surut. Padahal omzetnya saat normal bagus.

Menurutnya, air mengalami surut tiap tahun kurang lebih 15 meter dari permukaan ke dasar waduk. Namun, saat ini periode air surut tidak menentu sehingga tidak bisa diprediksi.

Katanya, air surut bisa berlangsung hingga empat sampai lima bulan. Bahkan ia mengatakan, dalam satu tahun bisa terjadi dua kali surut air. Menurutnya, sebelum puasa Ramadan sudah terjadi penyurutan air.

Salah seorang pemilik rumah makan terapung, Yanto Hermansyah (52), mengaku kemarau sudah berlangsung sejak bulan Juli dan air mulai menyurut. Saat itu, katanya, rumah makan masih bisa mengambang dan beroperasi secara maksimal.

Namun pada awal September, air sudah sangat surut. Akibatnya rumah makan tidak bisa beroperasi secara maksimal. Dirinya mengaku dari satu minggu hanya mendapatkan penghasilan Rp1 juta dari rumah makan. Jumlah tersebut katanya jauh dari kondisi normal.

AYO BACA : KPAI KBB Minta Kasus Pemerkosaan di Saguling Diusut Tuntas

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ayobandung.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ayobandung.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement