Senin 23 Sep 2019 09:20 WIB

Disekap Kabut Asap, Pelajar Padang Panjang Belajar di Rumah

Siswa tidak ke sekolah akibat pekatnya kabut asap di Padang Panjang, Sumatra Barat.

Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menghanguskan 5 hektare area di Bukit Gading Jorong Rajo Dani, Nagari Padang Ganting, Kecamatan Padang Ganting, Kabupaten Tanah, Sumatra Barat (Sumbar), Kamis (12/9).
Foto: dok. Kodim Tanah Datar
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menghanguskan 5 hektare area di Bukit Gading Jorong Rajo Dani, Nagari Padang Ganting, Kecamatan Padang Ganting, Kabupaten Tanah, Sumatra Barat (Sumbar), Kamis (12/9).

REPUBLIKA.CO.ID, BATUSANGKAR -- Pemerintah Kota Padang Panjang, Sumatra Barat, mengeluarkan arahan agar aktivitas belajar dilaksanakan secara mandiri oleh siswa di rumah pada 23 dan 24 September 2019. Kebijakan itu ditempuh setelah kabut asap yang menyelimuti daerah tersebut.

"Belajarnya tidak libur. Hanya sementara dilaksanakan di rumah siswa masing-masing dan diawasi oleh orang tua," kata Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Padang Panjang Desmon di Padang Panjang, Senin.

Baca Juga

Menurutnya, kualitas udara di wilayah Sumbar sudah masuk level tidak sehat. Siswa dengan dibantu pengawasan orang tua diharapkan agar mengurangi aktivitas di luar ruangan untuk mengurangi risiko akibat menghirup udara tidak sehat.

"Meski tidak ke sekolah, siswa jangan banyak bermain di luar. Tetap isi waktu dengan belajar di rumah seperti ketika di sekolah. Kami harap orang tua untuk mengawasi aktivitas anak," kata Desmon.

Sementara itu, bagi kepala sekolah, guru, dan pegawai tetap menjalankan tugas seperti hari biasa, yaitu menyelesaikan administrasi sekolah dan media pembelajaran. Para guru juga diminta untuk menyampaikan materi pembelajaran secara mandiri kepada orangtua dan siswa sebagai bahan belajar bagi siswa untuk dua hari ini selama aktivitas belajar dilaksanakan mandiri di rumah.

Desmon mengatakan, Disdikpora bersama Dinas Permukiman dan Lingkungan Hidup, Dinas Kesehatan dan BPBD Padang Panjang terus memantau kualitas udara di daerah itu. Jika kualitas udara pada hari berikutnya tidak lebih baik, pihaknya segera menginformasikan kembali terkait pelaksanaan kegiatan belajar kepada para orangtua dan siswa.

Sebelumnya, BMKG Stasiun Pemantau Atmosfer Global Bukit Kototabang menyatakan, kualitas udara Sumbar masuk level tidak sehat dari pantauan konsentrasi partikulat (pm10) pada Sabtu (21/9). Pola angin secara umum mengarah dari arah tenggara yang merupakan lokasi paling banyak terdeteksi hotspot dan terjadi kebakaran hutan dan lahan.

Udara di Sumbar secara merata sudah terpapar polutan berdasarkan parameter kekeruhan udara (AOD) yang sudah menunjukkan angka di atas satu. Padang Panjang bersama Bukittinggi, Payakumbuh, dan Sawahlunto merupakan daerah yang terpantau diselimuti kabut asap lebih pekat dibanding daerah lain di Sumbar.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement