Ahad 22 Sep 2019 23:53 WIB

Perda Sawah Abdi Jadi Solusi Menyempitnya Lahan Pertanian

Wagub Jabar meminta Perda Sawah Abdi diikuti seluruh pemkab dan pemkot

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kanan) dan Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum berdialog dengan awak media saat silaturahim dengan para pimpinan media massa, di Nara Park, Ciumbuleuit, Kota Bandung, Selasa (17/9).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kanan) dan Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum berdialog dengan awak media saat silaturahim dengan para pimpinan media massa, di Nara Park, Ciumbuleuit, Kota Bandung, Selasa (17/9).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum menyatakan, Jabar saat ini menjadi salah satu lumbung padi terbesar di Indonesia dengan produksi 13,52 juta ton atau 15,38 persen dari total produksi nasional. Oleh karena itu, menurut Uu, Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jabar saat ini akan terus memerhatikan kondisi pertanian.

"Sebab, sektor pertanian, terutama pangan,  merupakan faktor vital bagi masyarakat Jawa Barat dan nasional," ujar Uu saat memberikan arahan sekaligus bersilaturahmi dengan Kelompok Tani/Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di Satuan Pelayanan Balai Benih Hortikultura akhir pekan ini.

Di Jawa Barat, kata dia, Perda Sawah Abadi diterapkan sebagai solusi agar keberadaan sawah tak cepat habis. Perda Sawah Abadi juga, menjadi salah satu solusi untuk menjaga keberadaan area persawahan di Jabar agar jumlah produksi tani Jabar stabil.

"Ada tantangan dalam pertanian. Yakni lahan (pertanian) semakin menyempit. Solusinya adalah Perda Sawah Abadi dan harapannya diikuti pemerintah kabupaten/kota lainnya," katanya.

Selain itu, kata dia, cuaca menjadi tantangan di sektor pertanian. Jadi, menurut Uu, harus ada edukasi terkait lingkungan kepada masyarakat. Problem lainnya adalah generasi penerus.

Saat ini, jarang sekali generasi pemuda yang ingin menjadi petani. "Tentunya, pertanian harus dijadikan sektor usaha yang berorientasi menguntungkan, di mana faktor ini yang menjadi pertimbangan generasi muda dalam menekuni suatu usaha," katanya.

Di sektor pertanian dan perkebunan, kata dia, Pemdaprov Jabar telah melakukan inovasi dengan meluncurkan Si Perut Laper atas Sistem Informasi Peta Peruntukan Lahan Perkebunan. Lewat aplikasi tersebut, pemanfaatan lahan dapat menyesuaikan jenis komoditas yang ditanam dengan kondisi lahan serta waktu penanaman.

Uu berharap link-and-match antara lahan dan manfaatnya itu dapat meningkatkan jumlah produksi sekaligus melestarikan lingkungan."Maka bantuan untuk bidang pertanian, seperti alat- alat, harus sampai ke petani yang membutuhkan," katanya.

Sementara menurut Sekretaris Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov Jabar M Ruslan, luas lahan milik Pemdaprov Jabar yang ada di wilayah Cikadu sekitar 2.100 hektar. Adapun, potensi ekonomi Kecamatan Cikadu, Kabupaten Cianjur, di antaranya adalah gula aren.

"Bahkan ada beberapa kelompok masyarakat sudah mengubah menjadi gula semut," kata Ruslan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement