Ahad 22 Sep 2019 00:17 WIB

Seni Lais, Pertaruhan Nyawa di Tepian Tali

Kesenian Lais ini sudah ada sejak sekitar tahun 1940.

Rep: ayobandung.com/ Red: ayobandung.com

TASIKMALAYA, AYOBANDUNG.COM -- Bagi sebagian orang, mungkin tidak mengenal atau belum pernah melihat atraksi kesenian lais. Padahal, kesenian ini sudah ada sejak sekitar tahun 1940. 

Kesenian yang mengandalkan ketangkasan, keberanian, dan kebatinan ini lazim dipertontonkan setiap kali ada pagelaran syukuran baik pada agenda pernikahan maupun khitanan.

Kesenian lais dimainkan oleh dua orang dengan alunan musik Sunda. Satu orang pemain berada di atas tali tambang yang diikat pada batang bambu yang saling berhadapan. Di atas itu, pemain melakukan atraksi bergelantungan dengan berbagai gaya.

Sementara untuk pemain yang berada di bawah, melakukan hal serupa dengan terus melakukan tarian-tarian khas Sunda sambil memegang tali tambang yang diikatkan di bagian perut.

"Lais ini sudah ada sejak tahun 1940-an di desa kami, jadi ini kesenian turun temurun. Permainannya juga harus dua orang, " kata Nana Mulyana selaku Pimpinan Padepokan Warisan Tatar Sunda Desa Cikeusal, Tasimalaya, Sabtu (21/9/2019).

Atraksi yang sangat berbahaya ini, kata Nana, membutuhkan keberanian dan ketangkasan. Tidak hanya itu, juga diperlukan ilmu kebatinan yang mumpuni. Jika tidak, akan sangat berbahaya dan mengancam jiwa pemain, terutama dia yang berada di atas.

"Jadi ini Kesenian yang mengkombinasikan keberanian, ketangkasan dan juga kebatinan. Adegan ini sangat berbahaya jika tidak dilakukan oleh orang yang profesional," tambah Nana.

Nana mengakui, saat ini pementasan lais sangat jarang dilakukan sehingga tidak banyak orang yang mengetahuinya. Biasanya, lais dipentaskan di acara-acara pegaleran kesenian Sunda dan hajatan pernikahan dan khitanan kebanyakan orang Sunda.

Dia tak menyangkal, atraksi lais merupakan kesenian yang memiliki historitas di tengah kehidupan masyarakat. Selain hiburan, lais bisa dimaknai banyak lantaran permainannya mempertaruhkan nyawa.

"Kami berharap pemerintah juga ikut menyosialisaikan, sehingga semua orang tau. Masyarakat luas utama dari luar Tasikmalaya jadi tahu ada kesenian lais," pungkas Nana.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ayobandung.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ayobandung.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement