Sabtu 21 Sep 2019 16:17 WIB

Warga Diminta Waspadai Hujan 'Asam' Pasca Bencana Kabut Asap

Penurunan kualitas udara ini dapat berdampak kepada penyakit.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Andi Nur Aminah
Hujan  (ilustrasi).
Foto: Republika/Prayogi
Hujan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kepala BMKG Stasiun Pemantau Atmosfer Global Bukit Kototabang Wan Dayantolis mengatakan hasil pantauan pihaknya kabut asap saat ini merata menyelimuti wilayah Sumatra Barat. Dayan menyebut Berdasarkan pengukuran PM10 pukul 10.00 WIB di GAW Kototabang menunjukkan angak 260 mikrogram/m3. Nilai ini sudah berada jauh di atas baku mutu PM10 yaitu 150 ug/m3.

Ia meminta masyarakat mewaspada kondisi ini. Karena penurunan kualitas udara ini dapat berdampak kepada penyakit.

Baca Juga

Dayan mengingatkan bila terjadi hujan, warga harus menghindari kontak langsung dengan air hujan yang menetes. Karena tingkat keasaman air hujan akan tinggi karena mengandung polutan. "Jika terjadi hujan sebaiknya menghindari kontak langsung karena tingkat keasaman air hujan cenderung akan tinggi karena kandungan polutan yang tinggi," kata Dayan kepada Republika.co.id, Sabtu (21/9).

Dayan menyebutkan Kondisi kualitas udara yang buruk ini dapat dijadikan pertimbangan langkah antisipasi kepada pihak-pihak terkait. Antisipasi cepat dengan mengurangi aktivitas di luar ruangan dan jika terpaksa untuk menggunakan masker saat di luar ruangan.

Dayan menambahkan parameter Aerosol Optical Depth (AOD) menunjukkan nilai lebih besar dari 1,6. Itu artinya kondisi udara telah terkontaminasi partikulat padat seperti debu dan partikel asap kebakaran.

Berdasarkan model satelit kondisi paling pekat ada pada wilayah perbukitan ke arah timur Sumbar. Seperti di Padang Panjang, Bukittinggi hingga Sawahlunto dan Payakumbuh.

Kalaupun ada turun hujan, menurut Dayan belum akan efektif menurunkan tingkat polutan. Karena sumber hujan tidak berasal dari Sumbar. Melainkan bawaan dari daerah lain seperti Riau, Jambi dan Sumsel. "Angin secara umum mengarah dari arah tenggara di mana masih banyak terlihat hotspot pada wilayah tenggara/timur di luar Sumbar tersebut," ujar Dayan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement