Sabtu 21 Sep 2019 01:22 WIB

Masyarakat Diimbau Peka terhadap Kedaruratan Iklim

Krisis iklim ini tidak bisa diselesaikan dengan sikap masa bodoh.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Puluhan masyarakat dan anak-anak yang mengatasnamakan dirinya kelompok Jeda untuk Iklim Surabaya menggelar aksi di sekitaran Tugu Pahlawan Surabaya, Jumat (20/9). Mereka membawa postes dan tulisan-tulisan yang mengajak masyarakat lebih peduli lingkungan, dan peka terhadap kedaruratan iklim.
Foto: Republika/Dadang Kurnia
Puluhan masyarakat dan anak-anak yang mengatasnamakan dirinya kelompok Jeda untuk Iklim Surabaya menggelar aksi di sekitaran Tugu Pahlawan Surabaya, Jumat (20/9). Mereka membawa postes dan tulisan-tulisan yang mengajak masyarakat lebih peduli lingkungan, dan peka terhadap kedaruratan iklim.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Puluhan masyarakat dan anak-anak yang mengatasnamakan dirinya kelompok Jeda untuk Iklim Surabaya menggelar aksi di sekitaran Tugu Pahlawan Surabaya, Jumat (20/9). Mereka membawa poster dan tulisan-tulisan yang mengajak masyarakat lebih peduli lingkungan, dan peka terhadap kedaruratan iklim.

"Saya ingin semua orang membicarakan dan mengetahui tentang kedaruratan iklim. Krisis iklim ini tidak bisa diselesaikan dengan sikap masa bodoh. Ini harus diselesaikan secara bersama-sama," kata koordinator aksi Marhamah (37) kepada Republika di sela menggelar aksi.

Marhamah melanjutkan,kesadaran masyarakat terkait kedaruratan iklim ini perlu terus ditingkatkan. Di beberapa wilayah di Indonesia, termasuk di Surabaya, menurutnya memang belum ada masalah terkait iklim ini. Tapi di beberapa daerah di Indonesia, telah terjadi seperti kelangkaan air.

"Di sini memang masih aman, tidak ada masalah air, tidak ada kebakaran hutan, tapi tetap harus dibangun kepekaan masyarakat. Di tempat lain ada orang yang kesusahan air, kena asap kebakaran hutan, itu juga kan dampaknya ke seluruh permukaan bumi. Suhu bumi jadi naik," ujar Marhamah.

Marhamah juga mengingatkan masyarakat, kedaruratan iklim akan sangat berdampak fatal bagi kehidupan manusia. "Kedaruratan iklim ini akan berdampak fatal, akan ada bencana dan kepunahan. Hewan punah, tumbuhan punah, kita makan apa? Kita menghirup apa?" kata Marhamah.

Marhamah kemudian mengajak masyarakat, terutama di Surabaya untuk mengubah gaya hidup. Menurutnya, kepedulian terhadap iklim dan lingkungan bisa dimulai dari hal kecil. Seperti mengurangi penggunaan sampah plastik, bijak menggunakan air, bijak berkendara demi mengurangi polusi, dan sebagainya.

"Mengubah gaya hidup seperti idak menggunakan plastik, memilah sampah dari rumah, menggunakan air dengan bijak, kendaraan dengan bijak. Di Surabaya masih kurang agresif. Diharapkan semua orang harus membicarakan dan benar-benar peduli iklim," kata Marhamah.

Marhamah juga mengatakan, aksi tersebut sengaja melibatkan anak-anak sebagai generasi penerus bangsa. Itu dimaksudkan untuk membangun kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan sejak dini.

"Anak-anak yang akan menjalani masa depan. Anak-anak harus tau dari sekarang apa yang akan mereka hadapi di masa depan. Sehingga tidak terlambat merespon kedaruratan iklim ini," ujar Marhamah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement