REPUBLIKA.CO.ID, KAJEN -- Kabupaten Pekalongan menjadi tuan rumah perhelatan Muhammadiyah Microfinance Summit (MMS) 2019. Pelaksanaan MMS yang berlangsung selama dua hari ini, dibuka secara resmi di Pendopo Kabupaten Pekalongan Kajen, Kamis (19/9).
Ketua Induk Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM), Achmad Suud, mengatakan Muhammadiyah Microfinance Summit 2019 diselenggarakan bersama seluruh jaringan BTM nasional, baik yang berfbentuk Koperasi Simpan Pembiayaan Syariah (KSPPS) dan Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS).
''Muhammadiyah Microfinance Summit 2019 menambil tema 'Meneguhkan Pilar Ketiga Muhammadiyah Untuk Keadilan dan Kesejahteraan'. Tema ini kita pilih sebagai penegasan positioning dan komitmen dari Induk BTM dalam mewujudkan pilar ketiga Muhammadiyah di bidang ekonomi,'' kata dia.
Dalam pembukaan Muhammadiyah Microfinance Summit 2019 itu, juga diisi ceramah ilmiah dari Pimpinan Pusat Anwar Abas yang mengambil tema 'Membangun Gerakan Microfinance dalam Membumikan Pilar ke-3 Muhammadiyah', serta Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia Yuana Setyowati sebagai pembicara kunci.
Bupati Pekalongan Asip Kholbihi mengungkapkan, kebaradaan Muhammadiyah di Kabupaten Pekalongan selama ini telah memberi manfaat besar bagi warganya. Salah satunya, melalui gerakan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Secara tidak langsung, kontribusi Muhammadiyah dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat ini, telah menurunkan angka kemiskinan di Kabupaten Pekalongan. ''Pada awak saya menjadi Bupati, angka kemiskinan di Kabupaten Pekalongan mencapai 12,9 persen. Namun dengan didukung oleh seluruh stakeholder termasuk eksponen Muhammadiyah, angka kemiskinan saat ini bisa ditekan menjadi 10,06,'' katanya.