REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) mendukung upaya Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam menanggulangi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Riau.
Unit Manager Comm, Rel & CSR Marketing Operation Region (MOR) I Roby Hervindo menyampaikan, berdasarkan BNPB per Sabtu (14/9), indeks standar pencemar udara (ISPU) tertinggi di wilayah Pekanbaru mencapai 269, Dumai 170, Rohan Hilir 141, Siak 125, Bengkalis 121, dan Kampar 113.
Kualitas udara yang diukur dengan ISPU memiliki kategori baik (0 - 50), sedang (51 - 100), tidak sehat (101 - 199), sangat tidak sehat (200 - 299), dan berbahaya (lebih dari 300). BNPB juga mencatat luas lahan yang terbakar mencapai 49.266 hektare, terdiri atas 40.553 hektare lahan gambut dan 8.713 hektare lahan mineral.
Roby mengatakan Pertamina telah mengoperasikan satu unit refueller produk Avtur dengan kapasitas 16 kiloliter (KL). Refueller dikirimkan ke Bandara Japura Rengat dari Bandara Sultan Syarif Khasim (SSK) II dan sudah beroperasi sejak Rabu (11/9)
"Rata-rata konsumsi avtur untuk helikoper water bombing BNPB sebesar 4 ribu liter per hari. Kami juga mengirimkan tim refueling dan awak bridger, khusus untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar helikopter. Avtur dikirimkan dari bandara SSK II," ujar Roby di Jakarta, Kamis (19/9).
Selain itu, lanjut Roby, Pertamina MOR I Branch Riau juga membagikan 5.300 masker kepada konsumen yang dibagikan di 53 SPBU wilayah Riau. Adapun untuk masyarakat di sekitar Terminal BBM (TBBM) Sei Siak, dibagikan sebanyak 500 masker beserta makanan tambahan seperti vitamin dan susu.
Di sisi operasional distribusi BBM, tambah Roby, kabut asap tidak menghambat penyaluran ke SPBU. Hingga September 2019, lebih dari 563 juta liter Premium telah disalurkan. Sementara konsumsi Pertamax Series mencapai 15,3 juta liter. Untuk Solar bersubsidi, tercatat sebanyak 568 juta liter telah tersalurkan. Untuk Dex Series, total konsumsi sebanyak 4,8 juta liter.
"Kami terus mendorong agar konsumen menggunakan BBM berkualitas seperti Pertamax dan Dex karena bahan bakar ini lebih ramah lingkungan, mengurangi polusi asap," ungkap Roby.