Kamis 19 Sep 2019 11:01 WIB

Kisah Republik Sulap dalam Festival Musik Melayu

Republik ini masih melahirkan pemimpin pejuang!

Seniman badut yang tergabung dalam Aku Badut Indonesia menghibur masyarakat pada Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) di Kawasan Bundaran HI, Jakarta, Ahad (15/9/2019).
Foto: Republika
Seniman badut yang tergabung dalam Aku Badut Indonesia menghibur masyarakat pada Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) di Kawasan Bundaran HI, Jakarta, Ahad (15/9/2019).

Oleh: Geis Khalifah, Penggagas Festival Musik Melayu

Aku lahir di negeri sulap

Aku besar di republik sulap

Negerinya pakar pesulap, suka menyulap apa saja

Dari gak ada hingga di ada-ada,

dari yang ada hingga tiada.

Bait diatas adalah potongan lagu berjudul Republik Sulap yang dinyanyikan oleh Tony Q Rastafara diacara 9th Jakarta Melayu Festival  Berthema; Merengkuh Keadilan.  Belasan ribu orang hadir dan bersama - sama menyanyikan lagu itu.

Sebelum Tony Q Tampil ke panggung, ditengah - tengah acara Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan diminta untuk  Pidato Kebangsaan dgn Thema: Merengkuh Keadilan,  dimalam yang bertepatan dengan hari Kemerdekaan Indonesia  17 Agustus 2019 yg  ke 74 tahun.

Sejak jauh hari  Jakarta Melayu Festival telah menegaskan;  Acara ini bukan konser biasa, bukan konser yang sekedar menampilkan musik, tapi ada pesan yang tegas dan jelas. Ada harapan yang dititipkan pada penyelenggara kota Jakarta; "Hadirkan Keadilan Sosial Pada Semua".

Malam yang mempesona, musik yang keren, pidato kebangsaan yang menjadi janji seorang pemimpin untuk ditunaikan dan sedang dilaksanakan.

Warga Jakarta ber-otak normal (bukan yangg ber-otak sedikit seperti kaum pembenci.)  Menggemgam harapan. Telah hadir pemimpin yang satunya kata dengan perbuatan.

Malam merambat naik. Acara berakhir, ada gemuruh harapan dari setiap insan yang hadir, meyakini;  Republik ini masih melahirkan pemimpin pejuang!

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement