Rabu 18 Sep 2019 21:50 WIB

Kementerian LHK Minta Semua Bahu Membahu Cegah Karhutla

Kementerian LHK meminta semua dilibatkan dalam memadamkan dan mencegah api.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Yudha Manggala P Putra
Upaya petugas memadamkan kebakaran hutan dan lahan (Ilustrasi)
Foto: BNPB
Upaya petugas memadamkan kebakaran hutan dan lahan (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Titik panas (hotspot) dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) masih bermunculan. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kementerian LHK) pun meminta semua pihak ikut membantu mencegah dan mengatasi kebakaran hutan dan lahan.

"Kemarin presiden Joko Widodo sudah mengimbau supaya bahu membahu jangan melakukan pembakaran dan ikut memadamkan api bersama-sama," ujar Kepala Biro Hubungan Masyarakat Kementerian LHK Djati Witjaksono Hadi saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (18/9).

Menurutnya semua unsur diharapkan dilibatkan dalam memadamkan api dan tidak hanya bertumpu pada pemerintah. Djati mengklaim pihaknya sudah melakukan upaya pencegahan karhutla dan ketika sudah terjadi kebakaran hutan dan lahan, upaya pemadaman terus dilakukan.

"Tetapi kami tidak bisa melakukannya sendiri. Semua unsur harus terlibat," katanya.

Sementara itu, Plt. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo merilis pemantauan hotspot per Rabu (18/9) pukul 16.00 WIB dari satelit Aqua, Terra LAPAN dengan kategori sedang 30-79 persen dan tinggi lebih dari 80 persen sebanyak 1.748 titik panas.

"Total ada 1.748 hotspot dengan kategori sedang dan tinggi," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Rabu malam.

Rinciannya hotspot dengan kategori kategori sedang 1.256 yaitu di Sulawesi Utara tujuh hotspot, Kalimantan Utara 27 hotspot, Kaltim 123 titik panas, Gorontalo 27 titik panas, Maluku Utara 17 hotspot, Kalbar 110 titik panas, Sulteng 45 titik panas, Sulbar 36, Kalteng 300, Sulawesi Tenggara 48 hotspot, Kalsel 138 hotspot.

Daerah lain adalah Sulsel 39 hotspot, NTT 84, Jatim 12, NTB 20, Jateng lima hotspot, Riau 68 titik panas, Jambi 57 hotspot, Sumbar 12 titik panas, Sumsel 43 titik panas.

Lalu Maluku 23 hotspot, Papua 10 titik panas, Papua Barat satu titk panas, Lampung satu hotspot, Kepulauan Riau dua titik panas, dan Kepulauan Babel satu titik panas.

"Kemudian titik panas dengan kategori tinggi sebanyak 492 hotspot," katanya.

Ia menyebutkan titik panas dengan level tinggi tersebar di antaranya di Sulawesi Utara (tiga hotspot), Kalimantan Utara (11 titik panas), Kaltim (29 titik panas), Gorontalo (enam titik panas), Maluku Utara ( tujuh titik panas), dan Kalbar (29 hotspot)

Lainnya di Sulteng (21 hotspot), Sulawesi Barat (14 hotspot), Kalteng 132 (titik panas), Sulawesi Tenggara (31 titik panas), Kalsel (54 hotspot), Sulsel (22 titik panas), NTT (22 titik panas)

Lalu juga di Jatim (empat titik panas), NTB (dua titik panas), Jateng (satu hotspot), Riau (30 hotspot), Jambi (46 hotspot), Sumatera Barat (satu titik panas), Sumsel (13 hotspot), Maluku (11 titik panas), Papua (dua hotspot), dan Sumut (satu titik panas).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement