Rabu 18 Sep 2019 12:08 WIB

Jarak Pandang di Kepri Menurun

Jarak pandang berkisar antara 2.000 sampai dengan 4.000 meter.

Gedung Perpustakaan Daerah Soeman HS (kiri) dan Menara Bank Riau-Kepri (kanan) tampak samar-samar ketika kabut asap kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) menyelimuti Kota Pekanbaru, Riau, Selasa (10/9/2019).
Foto: Antara/Rony Muharrman
Gedung Perpustakaan Daerah Soeman HS (kiri) dan Menara Bank Riau-Kepri (kanan) tampak samar-samar ketika kabut asap kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) menyelimuti Kota Pekanbaru, Riau, Selasa (10/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam menyatakan jarak pandang di wilayah Kepulauan Riau (Kepri) terus menurun seiring semakin pekatnya kabut asap kebakaran hutan dan lahan di sana. "Kondisi saat ini jarak pandang mendatar (visibility) di wilayah Kepri cukup rendah berkisar antara 2.000 sampai dengan 4.000 meter," kata Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam, Suratman, Rabu (18/9).

Ia meminta masyarakat lebih berhati-hati dan waspada dalam perjalanan terutama tranportasi laut. BMKG memantau jumlah titik api yang tersebar di Kepri dan sekitarnya masih banyak.

Baca Juga

"Melihat kondisi hotspot yang hingga saat ini belum juga berkurang, maka kami menghimbau kepada masyarakat agar meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan sekitar mencegah jangan sampai terjadi peristiwa kebakaran hutan dan lahan baik dalam skala kecil maupun besar," kata dia.

Ia mengimbau masyarakat tidak membuang puntung rokok sembarangan, tidak membakar sampah sembarangan, tidak membuang sampah sembarangan, segera padamkan api sebelum menjadi besar, tidak membuka lahan dengan cara membakar. Kepala Pos Syahbandar Sekupang, P Samosir menyatakan meski jarak pandang berkurang namun belum ada pelayaran yang dibatalkan.

"Sementara ini belum ada penundaan," ujar dia.

Ia mengatakan Syahbandar sudah menginformasikan ke kapten kapal mengenai kondisi asap tebal. "Kalau masih 1,5 mil masih bisa. Asap tetap nampak," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement