REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Kejuaraan Terbuka Gantolle Piala Telomoyo yang kini telah memasuki penyelenggaraan tahun kelima, diakui oleh Induk Olahraga Dirgantara Dunia (FAI) sebagai kejuaraan gantolle kategori 2.
Sehingga hasil dari kejuaraan yang awalnya dirintis oleh Perkumpulan Gantolle DKI Jaya bersama dengan Gantolle Jawa Tengah tersebut, telah diperhitungkan dalam pemeringkatan FAI.
“Artinya, nilai hasil pencapaian pilot, dapat mempengaruhi peringkat dunia mereka yang diumumkan tiap awal bulan oleh FAI di www.fai.org/ranking,” ungkap Humas dan Koordinator Media Piala Telomoyo V, Tagor Siagian, di Ungaran, Kabupaten Semarang.
Maka, lanjutnya, kejuaraan terbuka gantolle Piala Telomoyo secara bobot kejuaraan sudah semakin diperhitungkan serta kian menarik minat para pilot (sebutan untuk atlit gantolle) internasional untuk ambil bagian.
Peringkat tiga dunia asal Jerman, Primoz Gricar misalnya, memuji Telomoyo sebagai salah satu tempat yang sangat menantang bagi para pilot untuk mengikuti kejuaraan terbang dengan layangan berawak tersebut.
Pun demikian dengan peringkat 43 dunia asal Jepang, Hiroshi Suzuki. Maka pada penyelenggaraan Piala Telomoyo ke-V ini ia bersama rekan-rekannya sesama pilot Jepang lainnya selalu mengikuti Piala Telomoyo.
“Hiroshi, yang juga juara Kelas A Piala Telomoyo IV 2018, datang ke Telomoyo untuk ikut bersaing sekaligus mengajak tiga pilot didikannya untuk menambah pengalaman dengan mengikuti kejuaraan kali ini,” tambah Tagor.
Ia juga mengapresiasi dukungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah terhadap olahraga dirgantara yang satu ini. Terutama dengan perbaikan infrastruktur jalan akses utama guna mendorong Telomoyo sebagai kawasan wisata olahraga dirgantara.
Untuk mempercepat pergerakan para peserta Piala Telomoyo mencapai lokasi lepas landas (takeoff) di Gunung Telomoyo, akses berupa infrastruktur jalan telah ditingkatkan dengan dibeton dan sebagian diaspal.
Jika pada penyelenggaraan Piala Telomoyo tahun lalu butuh waktu hingga 50 menit untuk menuju puncak, sekarang cukup 20 menit. Ini penting untuk menjadikan Telomoyo sebagai salah satu kawasan wisata olahraga dirgantara (air sport tourism),
“Seperti halnya kawasan Gunung Mas, Puncak (Jawa Barat), Batu, Malang (Jawa Timur), dan Bukit Timbis (Nusa Dua, Bali) sudah dikenal dunia sebagai tempat baik untuk terbang tandem (dibonceng) paralayang,” tambah Tagor.
Sementara itu, Kejuaraan Terbuka Lintas Alam Gantolle Piala Telomoyo ke-V tahun 2019, kembali digelar di Gunung Telomoyo, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, mulai Ahad (15/9) hingga 22 September 2019 mendatang.
Sebanyak 45 pilot (sebutan bagi atlit gantolle) menjadikan Piala Telomoyo V 2019 ini sebagai persiapan mereka untuk menghadapi penyisihan PON XX Papua 2020. Ke-45 pilot nasional yang akan tampil di Kejuaraan Terbuka Lintas Alam Gantolle Piala Telomoyo ke-V ini berasal dari sembilan daerah.
Masing-masing DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jogjakarta, Jawa Timur, Sumatera Barat, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur. Para peserta tersebut bakal terbagi dalam dua kelas kejuaraan, masing- masing Kelas A untuk layangan double surface (dua lapis) dan Kelas B untuk layangan single surface (satu lapis).