REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Kabut asap menyelimuti Banjarmasin Ibu kota Provinsi Kalimantan Selatan sepanjang Selasa (17/9) hari ini agak menipis dibanding hari-hari sebelumnya. Kabut asap tipis menyelimuti ibu kota provinsi yang berjuluk kota seribu sungai tersebut sepanjang pagi atau sejak waktu Subuh hingga pukul 10.00 WITA lebih.
Namun menjelang siang hingga petang, kabut asap tersebut menghilang dari kota seribu sungai Banjarmasin itu. Berbeda dengan pada 12, 13, 15 dan 16 September lalu kabut asap menyelimuti kota seribu sungai sepanjang hari dengan jarak pandang yang berbeda-beda, terkadang satu atau cuma setengah kilometer.
Bahkan pada Jumat (13/9), selain kabut asap, serpihan vertikal-vertikal atau "kalalatu" (sebutan masyarakat Banjar Kalsel) sebagai dampak kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) bertebaran sehingga membuat kotor rumah-rumah pendudu. Dampak lain dari kabut asap tersebut kesehatan masyarakat setempat menjadi terganggu, seperti serangan inpeksi saluran pernafasan atas, baik bagi anak-anak maupun orang dewasa, terutama yang sudah mengidap asma.
Karena itu, guna menghindari atau mengurangi terhirupnya udara yang tercemar kabut asap harus menutup mulut dan hidung dengan masker bila keluar rumah, terlebih jika bepergian. Namun ketika malam tiba atau sekitar pukul 19.30 WITA kabut asap kembali muncul perlahan seakan menutupi bulan purnama sehingga rembulan atau "ratu malam" tidak bisa secara jelas/sempurna menerangi permukaan bumi.
Sebagai sebab akibat kabut asap tersebut, bulan terlihat tanpa warna jernih sebagaimana biasa, tetapi berwarna kecoklat-coklatan. Operasi pemadaman karhutla terus berlanjut setidaknya buat meminimalkan kabut asap di provinsi yang terdiri atas 13 kabupaten/kota tersebut supaya tidak menjadi musibah bagi negeri jiran seperti Singapura.