Selasa 17 Sep 2019 10:00 WIB

BNPB Deteksi 140 Titik Panas di Kalimantan

Wilayah dengan titik panas tertinggi berada di Kabupaten Kotawaringin.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Muhammad Hafil
Sejumlah pengendara melintasi jalan yang diselimuti kabut asap di Pontianak, Kalimantan Barat, Senin (16/9/2019).
Foto: Antara/Jessica Helena Wuysang
Sejumlah pengendara melintasi jalan yang diselimuti kabut asap di Pontianak, Kalimantan Barat, Senin (16/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat adanya 140 titik terkait titik panas di Kalimantan. Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo mengatakan, timbulnya hotspot terpantau berdasarkan citra satelit Aqua, Terra dan SNPP.

Dia memaparkan, wilayah dengan hotspot tertinggi berada di kabupaten kotawaringin Timur dengan 32 titik. Diikuti dengan Pulang Pisau 30, Kapuas 23, Seruyan 17, Murung Raya 16, Katingan 9, Barito Selatan 5, Barito Timur 4, Gunung Mas 3 dan Barito Utara 1.

Baca Juga

"Prakiraan tingkat kemudahan terjadinya kebakaran di wilayah Kalteng masih dalam kategori sangat mudah terbakar," kata Agus Wibowo dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (17/9).

Di saat yang bersamaan, dia mengatakan, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalimantan Tengah berdampak pada warga sekitar. Dia mengatakan, pos komando (Posko) mengidentifikasi sebanyak 2.637 jiwa sebagai penderita infeksi saluran pernafasan akut (ISPA).

Mengacu pada data tersebut, penderita terbanyak tercatat di Kota Palangkaraya dengan 829 jiwa, sedangkan wilayah lain sebagai berikut Kotawaringin TImur 513, Murung Raya 394, Barito Utara 227, Kapuas 161, dan Kotawaringin Barat 147. 

"Wilayah lain seperti Barito Timur, Barito Selatan, Gunung Mas, Katingan, Lamandau, Pulang Pisau, Sukamara, penderita ISPA kurang dari 100 jiwa," katanya.

Agus mengatakan, satuan tugas Perawatan dan Pelayanan Kesehatan memberikan pelayanan kesehatan penderita ISPA akibat karhutla. Perawatan diberikan kepada sekitar 2000 penduduk di kawasan terdampak hingga Senin (16/9).

Agus mengatakan, pelayanan kesehatan di bawah kendali Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah diintensifkan guna menghadapi dampak asap akibat karhutla. Pelayanan diberikan tidak hanya kepada masyarakat tetapi juga petugas pemadam di lapangan.

Lanjut Agus, dinas kesehatan setempat juga menyediakan ruang oksigen atau rumah singgah, seperti di Kota Palangkaraya. Mereka menyiagakan 11 puskesmas, dua rumah sakit umum daerah dan satu pelayanan dari Palang Merah Indonesia (PMI). 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement