Selasa 17 Sep 2019 03:45 WIB

Anak-Anak Terpapar Asap Karhutla Harus Dievakuasi

Anak-anak paling mudah terkena infeksi saluran pernafasan akut (ISPA).

Rep: Dian Erika Nugraheny/ Red: Muhammad Hafil
Ketua Komisi IX DPR RI, Dede Yusuf, saat memberikan tanggapan soal kabut asap akibat karhutla, di Kantor Kemenkominfo, Jakarta Pusat, Senin (16/9). Menurut Dede, ada tiga hal yang harus dilakukan pemerintah untuk mengatasi persoalan karhutla.
Foto: Republika/Binti Sholikah
Ketua Komisi IX DPR RI, Dede Yusuf, saat memberikan tanggapan soal kabut asap akibat karhutla, di Kantor Kemenkominfo, Jakarta Pusat, Senin (16/9). Menurut Dede, ada tiga hal yang harus dilakukan pemerintah untuk mengatasi persoalan karhutla.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi IX DPR, Dede Yusuf, mengatakan anak-anak yang terpapar asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) harus segera dievakuasi.  Pemerintah daerah (pemda) dan pemerintah provinsi (pemprov) diminta memberikan perhatian kepada anak-anak tersebut. 

"Anak-anak paling mudah terkena infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). Saya dengar ketika dia (anak-anak) batuk-batuk berkesinambungan, bernafas pun susah. Karena paru-paru masih kecil. Ini yang harus dievakuasi," ujar Dede kepada wartawan usai memberikan paparan di Forum Merdeka Barat (FMB) 9 di Jakarta Pusat, Senin (16/9).

Baca Juga

Akan tetapi, yang harus diperhatikan proses evakuasi harus dilakukan bersama orangtua mereka.  Lokasi evakuasi ini harus ditetapkan oleh pemda bekerjasama dengan pemprov.

"Kalau masih dalam satu provinsi ya dilakukan satu provinsi. Kalau tidak bisa, pemda harus menyiapkan akan dipindahkan (evakuasi) ke mana?, " lanjutnya. 

Dia pun meminta masyarakat di daerah lain siap menerima warga yang dievakuasi,baik anak-anak maupun lansia jika hal tersebut nantinya harus dilakukan. "Jadi jangan semua misalnya masyarakat ingin membantu kemudian pergi ke Riau, kalau seperti itu nanti bisa kena ISPA semua.  Yang paling baik dilakukan masyarakat adalah menerima warga yang dievakuasi," tambahnya.

Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengatakan, asap karhutla adalah pembunuh yang tidak bisa diketahui secara langsung. Sehingga, memerlukan upaya lintas pihak untuk menanggulangi itu.

"Membiarkan asap adalah membiarkan kerusakan generasi yang akan datang," kata Doni dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Ahad (15/9).

Oleh sebab itu, Doni menekankan agar seluruh unsur, baik masyarakat hingga pemerintah agar bersinergi melakukan penanggulangan melalui upaya pencegahan. Mantan Komandan Jenderal Kopassus itu juga mengingatkan bahwa jika tidak bisa mengatasi asap karhutla maka manusia menjadi pembunuh potensial."Boleh jadi nanti kalau Anda sekalian bisa menanggulangi karhutla maka semuanya bisa jadi pahlawan kemanusiaan. Jika tidak bisa, kita adalah pembunuh potensial," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement