REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN – Kekurangan air bersih yang melanda empat desa di Kabupaten Kuningan hingga kini masih terjadi. Distribusi bantuan air bersih ke empat desa itupun makin meningkat.
‘’Keempat desa yang mengalami kekurangan air bersih itu, yakni Desa Cihanjaro, Desa Simpayjaya dan Desa Sukasari di Kecamatan Karangkancana, serta Desa Cileuya di Kecamatan Cimahi,’’ ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan, Agus Mauludin, Senin (16/9).
Agus menyebutkan, di empat desa tersebut, jumlah warga yang mengalami kekurangan air bersih itu mencapai 3.653 jiwa atau 1.164 kepala keluarga (KK). Dari jumlah itu, sebanyak 1.391 jiwa atau 411 KK terletak di Desa Cileuya Kecamatan Cimahi. Selain itu, 2.262 jiwa atau 753 KK tersebar di tiga desa di Kecamatan Karangkancana.
Agus menjelaskan, kekurangan air bersih melanda desa-desa itu sejak 9 Agustus 2019. Kondisi tersebut terjadi akibat musim kemarau yang panjang saat ini.
Untuk membantu warga di empat desa itu, lanjut Agus, telah dilakukan pendistribusian bantuan air bersih. Hingga saat ini, jumlah air yang telah didistribusikan ke empat desa tersebut terus bertambah.
‘’Sampai hari ini, sudah 646 ribu liter air bersih yang didistribusikan ke empat desa itu,’’ kata Agus.
Dari 646 ribu liter air bersih itu, terbanyak didistribusikan ke Desa Simpayjaya sebanyak 242 ribu liter dan Desa Cihanjaro sebanyak 219 ribu liter. Sedangkan sisanya yang 100 ribu liter untuk Desa Sukasari dan 85 ribu liter untuk Desa Cileuya.
Agus menambahkan, dari 646 ribu liter air bersih yang didistribusikan itu, sebanyak 330 ribu liter berasal dari instansinya. Selain itu, 200 ribu liter dari PDAM Kuningan, 55 ribu liter dariAMCF Bandung, 45 ribu liter dari Baznas Kuningan dan 16 ribu liter dari Polres Kuningan.
Terpisah, Forecaster BMKG Stasiun Meteorologi Kertajati, Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Izyn, saat ini, Wilayah Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan) masih memasuki puncak musim kemarau. Diprakirakan kondisi itu akan terus berlangsung hingga akhir September.
''Menghadapi musim kemarau ini, masyarakat diimbau untuk waspada terhadap potensi bahaya kekeringan akibat semakin berkurangnya ketersediaan air di sumber-sumber air, krisis air bersih, meningkatnya potensi gagal panen dan kenaikan harga komoditas pertanian,'' tandas Faiz. N lilis sri handayani