Senin 16 Sep 2019 09:44 WIB

Kubu Raya Kembali Liburkan Sekolah karena Asap Memburuk

Ini merupakan kali keduanya sekolah diliburkan akibat asap pada 2019.

Sebuah kapal pembawa pasir melintasi Sungai Kapuas yang diselimuti kabut asap pekat di Pontianak, Kalimantan Barat.
Foto: ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang
Sebuah kapal pembawa pasir melintasi Sungai Kapuas yang diselimuti kabut asap pekat di Pontianak, Kalimantan Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Pemerintah Kabupaten Kubu Raya kembali meliburkan sebagian sekolah karena kualitas udara memburuk akibat asap kebakaran hutan dan lahan. Keputusan meliburkan siswa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, hingga Sekolah Menengah Pertama tertuang dalam Surat Edaran No. 420/ I 824/DlKBUD-A/2019 tertanggal 16 September 2019 yang ditandatangani oleh Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan.

"Pemerintah Kubu Raya terpaksa kembali meliburkan siswa mengingat nilai Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) akibat asap yang ditimbulkan dari kebakaran hutan dan lahan di Kubu Raya masih masuk kategori tidak sehat," kata Bupati Kubu Rayadi Sungai Raya, Senin (16/9).

Baca Juga

"Libur sekolah masih tetap berlanjut dari 16 hingga 17 September 2019. Sekolah diminta menyampaikan surat ini segera ke seluruh orang tua/wali peserta didik," katanya.

Muda meminta pengurus sekolah menyampaikan imbauan kepada orang tua dan wali murid untuk membimbing anak-anak belajar di rumah selama sekolah diliburkan. Selain itu, dia mengimbau para orang tua memperhatikan kesehatan anak-anak, memastikan mereka banyak minum air putih dan mengenakan masker saat berada di luar rumah selama kabut asap meliputi daerah tempat tinggal.

Muda juga mengatakan selama para siswa libur, para pendidik dan pengurus sekolah tetap harus masuk kerja dan menjalankan tugas. "Bagi para pendidik dan tenaga kependidikan tetap masuk kerja dengan pengurangan jam kerja karena tidak ada proses belajar-mengajar di sekolah," katanya.

Pemerintah Kabupaten Kubu Raya telah meliburkan kegiatan belajar mengajar pada 12 sampai 13 September karena kualitas udara memburuk akibat kabut asap karhutla. "Ini merupakan kali keduanya sekolah diliburkan akibat asap pada 2019 dan ini jelas sangat mengganggu. Untuk itu, kami mengimbau kepada masyarakat untuk menghentikan aktivitas pembakaran hutan dan lahan," kata Muda.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement