Senin 16 Sep 2019 07:29 WIB

BNPB: Pemerintah Siagakan 3 Pesawat untuk Hujan Buatan

Pesawat akan segera terbang untuk menyemai awan jika ada potensi awan.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Ratna Puspita
Pantauan dari udara kabut asap di Provinsi Riau hingga Ahad (15/9) hari ini.
Foto: Dok Humas BNPB
Pantauan dari udara kabut asap di Provinsi Riau hingga Ahad (15/9) hari ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menyiagakan tiga pesawat untuk teknologi modifikasi cuaca (TMC) atau hujan buatan. Dua pesawat sudah berada di Riau, sedangkan satu pesawat Hercules akan tiba di Pekanbaru, Senin (16/9) hari ini.

Plt Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo mengatakan, pesawat Cassa 212-200 dengan kapasitas 1 ton sudah beroperasi di Riau sejak 26 Februari 2019. Pemerintah juga menambah 1 pesawat CN 295 dengan kapasitas 2,4 ton. 

Baca Juga

"Itu sudah berada di Pekanbaru, dan 1 Hercules dengan kapasitas 5 ton, direncanakan datang di Pekanbaru pada Senin besok," kata Agus saat dihubungi, Ahad (15/9). 

Saat ini, pesawat dalam kondisi siaga dan jika terdapat potensi awan maka akan segera terbang untuk menyemai awan agar menjadi hujan. Ia menjelaskan operasi TMC memang sangat tergantung dengan keberadaan awan potensial hujan yang secara rutin diperkirakan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

BMKG, lanjut Agusm memperkirakan pertumbuhan awan berasal dari arah utara. Saat ini, sebagian wilayah Indonesia di sebelah utara seperti Aceh dan Sumatera Utara sudah mulai hujan. 

"Pada hari ini terdapat potensi awan sedang di wilayah Riau dan tim masih menunggu sampai pertumbuhan awan potensial cukup banyak dan kemudian dilakukan operasi TMC," kata Agus. 

Ia menjelaskan, saat pesawat CN 295 terbang sampai di awan yang potensial hujan maka petugas membuka kran dan garam akan keluar melalui pipa untuk menaburi awan dengan garam. Bahan semai garam NaCl akan mengikat butiran-butiran air dalam awan, kemudian menggumpal menjadi berat dan akhirnya jatuh menjadi hujan.

Pada konferensi pers di BNPB, Sabtu (14/9), BMKG menyebutkan musim kemarau di Riau akan berlangsung hingga pertengahan Oktober 2019. Sementara di wilayah lain, musim kemarau dapat berlansgung sampai akhir Oktober atau Awal November 2019.

Artinya, potensi kebakaran hutan dan lahan masih akan terjadi sampai akhir Oktober 2019. Pada Ahad pagi, terdeteksi ada 27 titik api kategori tinggi di Riau.

Secara umum, Kota Pekanbaru masih diselimuti asap tipis dengan jarak pandang mencapai 1 km ada pukul 07.00 WIB dan pada pukul 10.00 WIB masih berasap dengan jarak pandang 2.2 km. 

Beberapa titik api yang dipadamkan pada hari kemarin antara lain di Kerumutan Kabupaten Pelalawan dan akan dilanjutkan pemadaman pada hari ini. Kualitas udara berdasar pengukuran PM10 pada pukul 07.00 sd 10.00 WIB berada pada kisaran 182 sd 201 ugram/m3 atau tidak sehat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement