Senin 16 Sep 2019 04:47 WIB

Warga Ingin 'Lari' dari Pekanbaru

'Kalau tambah parah, ya harus lari, tetapi belum tahu ke mana,' kata warga.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Ratna Puspita
Pantauan dari udara kabut asap di Provinsi Riau hingga Ahad (15/9) hari ini.
Foto: Dok Humas BNPB
Pantauan dari udara kabut asap di Provinsi Riau hingga Ahad (15/9) hari ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warga Pekanbaru, Riau, Syafrizaldi sedang mempertimbangkan mengungsikan keluarganya dari ibukota Provinsi Riau itu. Sebab, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menempatkan kualitas udara di Pekanbaru dalam kategori berbahaya sejak beberapa waktu lalu.

“Kalau tambah parah, ya harus lari (pergi dari Pekanbaru). Tapi, belum tahu juga mau lari ke mana,” kata dia kepada Republika, Ahad (15/9).

Baca Juga

Syafrizaldi dan istri akan mempertimbangkan kondisi kualitas udara di Pekanbaru dalam satu pekan lagi. Selanjutnya, ia akan memutuskan apakah tetap bertahan atau pergi dari Pekanbaru.

Selama ada bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau, Syafrizaldi dan keluarga tidak banyak menghabiskan waktu di luar ruangan. Apalagi, Syafrizaldi mengatakan, kedua anaknya libur sekolah.

Namun, rencananya, aktivitas pendidikan di Riau akan kembali dimulai pada Senin (16/9) hari ini. “Kalau tetap dalam rumah, dengan asuhan gizi dan vitamin, plus air putih yang banyak. Kayaknya masih aman, walau kondisi udara sudah pada level tidak sehat,” ujar dia.

Syafrizaldi tidak banyak mempersiapkan pertolongan pertama di rumah. “Masker aja. Kadang dibasahi pakai air,” ujar dia.

Syafrizaldi tidak menyetok oksigen portabel di dalam rumah. Sebab, dia kesulitan menemukan oksigen portabel di Pekanbaru. Dia juga sempat mencari air purifier, tetapi harganya kurang terjangkau.

“Kemarin sempat nyari air purifier, tapi yang harga Rp 3 juta ke bawah udah diborong orang, yang ada harga minimal Rp 5 jutaan,” kata dia.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Widyawati mengatakan Kemenkes mendistribusikan logistik kesehatan pada Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Jambi, dan Kalimantan Tengah. “Kemarin, BTKLPP (Balai Teknis Kesehatan Lingkungan Pengendalian Penyakit) Batam membagikan masker ke empat kabupaten di Riau, (Siak, Pelalawan, Inhu, dan Inhil), serta Kabupaten Muaro Jambi dan kota Tanjung Pinang,” kata Widyawati dalam keterangan tertulisnya, Ahad (15/9).

Selain itu, dia melanjutkan, tim dari Kantor Kesehatan Pelabuhan Pekanbaru juga membagikan masker kepada petugas bandara dan penumpang. Dia berharap masalah Karhutla cepat teratasi dan segera turun hujan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement