Ahad 15 Sep 2019 18:51 WIB

Gawai Bukan Jadi Prioritas dalam Digitalisasi Sekolah

Saat ini lebih mendesak jika pemerintah memberikan perangkat komputer kepada sekolah.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Friska Yolanda
Situasi kegiatan belajar mengajar di SMK BNN Cisarua, Bandung Barat yang  hanya diisi oleh sedikit siswa, Kamis (18/7).
Foto: Republika/M Fauzi Ridwan
Situasi kegiatan belajar mengajar di SMK BNN Cisarua, Bandung Barat yang hanya diisi oleh sedikit siswa, Kamis (18/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Satriwan Salim menanggapi program digitalisasi sekolah oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Ia berpendapat, sebenarnya saat digitalisasi belum menjadi prioritas dalam pendidikan.

"Sesungguhnya saat ini lebih urgent dan mendesak, jika pemerintah memberikan perangkat komputer/laptop kepada sekolah, untuk membantu proses pembelajaran dan administrasi di sekolah," kata Satriwan pada Republika.co.id, Ahad (15/9).

Dilengkapinya perlengkapan berupa komputer atau laptop, kata Satriwan, juga bisa membantu sekolah untuk melakukan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Sebab, selama ini untuk UNBK masih ada sekolah yang meminjam dan dinilainya sangat tidak efektif.

"Lagipula di kota dan daerah sekarang umumnya, sudah memiliki gawai. Pemerintah mestinya bisa lebih fokus pengadaan sarpras sekolah yang mendesak, pembangunan sekolah rusak, ini yg mesti jadi prioritas sebaiknya," kata dia.

Padahal, lanjut dia, kapasitas manusianya belum disiapkan. "Makanya yang pokok itu sebenarnya komputer/laptop, yang manfaatnya beragam, bisa untuk UNBK, pembelajaran di kelas, administrasi dan sebagainya, ketimbang gawai," kata dia

Lebih lanjut, Satriwan beranggapan digitalisasi ini akan mengubah gaya belajar siswa sehingga orang tua dan guru harus pandai menemani anak belajar. Selain itu, Kemendikbud juga harus memastikan sekolah dan daerah yang akan diberikan gawai masuk jaringan listrik dan memiliki sinyal yang bagus.

"Sebab, status penggunaan ini pasti akan mengubah strategi belajar siswa," kata Satriwan menjelaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement