REPUBLIKA.CO.ID, DUMAI -- Kualitas udara di Kota Dumai, Riau mengalami penurunan drastis, Jumat (13/9). Kualitasnya tercatat berada di angka 300 sehingga masuk kategori berbahaya berdasarkan data indeks standar pencemaran udara (ISPU).
"Pemkot Dumai sudah mengambil kebijakan antisipasi bencana asap, di antaranya, dinas pendidikan meliburkan siswa dan dinas kesehatan menyebarkan lebih kurang 300 ribu masker ke masyarakat umum dan sekolah serta fasilitas kesehatan," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Dumai, Riau,Afrilagandi Dumai, Jumat (13/9).
Selain itu kabut asap akibat karhutla itu membuat jarak pandang tinggal 400 meter.
Sebelumnya diberitakan, korban akibat penurunan kualitas udara dampak kabut asap mulai berjatuhan, sebelumnya empat pelajar putri di satu SMA negeri Dumai nyaris pingsan dalam kelas, dan Jumat pagi hari ini seorang pemotor wanita paruh baya mendadak lemas saat berhenti di perempatan lampu merah.
Kendala penanganan bencana asap karhutla ini adalah selain sulitnya akses jalan juga kondisinya berbahaya, kedalaman lahan gambut 3 hingga 6 meter, pohon besar mudah roboh, sumber air minim dan peralatan belum memadai, ujarnya.
Bahkan, lanjut dia, personel TNI/Polri harus menginap dekat lokasi karhutlauntuk mengantisipasi api mendekati wilayah pemukiman.
Pemerintah kelurahan dan kecamatan serta instansi terkait, ujarnya, terus memantau dan melakukan patroli ke lapangan, sekaligus sosialisasi ke masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan terhindar dari kebakaran lahan dan hutan.
Tim darat satgas karhutla Dumai sebanyak 150 personel terus melakukan pemadaman dan pendinginan di lima lokasi titik api lahan gambut yang tersebar di empat kecamatan.
Lima lokasi pendinginan dan pemadaman di Jalan Datuk Alam Kelurahan Teluk Makmur Kecamatan Medang Kampai, Kelurahan Gurun Panjang Kecamatan Bukit Kapur, Kelurahan Bagan Keladi dan Lubuk Gaung Kecamatan Sungai Sembilan serta Kelurahan Bukit Timah Kecamatan Dumai Selatan.
"Sejauh ini total luas areal dipadamkan dan didinginkan sebesar 330,25 hektare dengan lokasi terbesar di Kecamatan Medang Kampai dan Sungai Sembilan," sebutnya.
Saat ini tim satgas darat mengoperasikan alat berat sebanyak dua unit dari Dinas PU dan perusahaan. Tim juga membuat embung sumber air yang sampai hari ini sudah lebih dari 90 buah.
Titik api muncul karena kondisi panas terik mencapai 33 derajat dan angin kencang, apalagi di daerah gambut dominan, dan wilayah pesisir seperti Dumai, Duri Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Rokan Hilir mendapat asap kiriman dari Kabupaten Inhil, Pelalawan serta Provinsi Jambi dan Sumatera Selatan.
Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Primer Dinas Kesehatan Kota Dumai Hafidz Permana menyebut, sejak awal September hingga akhir pekan kedua, masyarakat yang terpapar asap dan mengalami gangguan pernafasan mencapai 1.924 pasien.
Sedangkan pada Agustus sebulan lalu, pasien mengalami infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) tercatat sebanyak 3.937 orang dewasa dan anak.
"Menghadapi bencana asap ini kita terus membagikan masker ke masyarakat umum, sekolah dan 10 Puskesmas untuk mengantisipasi dampak lebih buruk atau makin banyak orang terganggu kesehatan," kata Hafidz.