REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang mengepung Propinsi Riau semakin tebal dan meluas. Akibatnya aktivitas warga terganggu dan juga kesehatan mereka terancam. Bahkan saat ini kabut asap yang sudah pada tahap mebahayakan masyarakat. Oleh karena itu, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) meminta agar Presiden Joko Widodo bergerak cepat menangani kabut asap ini.
“Kami meminta Presiden Jokowi untuk gerak cepat dalam menangani bencana kabut asap yang terjadi. Karena kondisi saat ini sudah pada level berbahaya bagi masyarakat yang terdampak,” ujar politikus PKS, Chairul Anwar dikutip dari laman resmi partai, Jumat (13/9).
Chairul juga berharap Presiden mengerahkan seluruh potensi yang dimiliki pemerintah untuk segera memberikan bantuan kongkrit kepada rakyat yang terdampak bencana kabut asap ini. Maka seluruh potensi yang dimiliki pemerintah harus dikerahkan dalam menolong masyarakat, terutama masyarkat yang rentan. "Seperti anak-anak, lansia dan ibu hamil, jangan sampai jatuh banyak korban yang lebih banyak lagi,” desak Chairul.
Chairul mengingatkan masalah (karhutla) sudah menjadi permasalahan yang belum selesai sampai saat ini. Menurutnya, permasalahan ini harus segera diselesaikan dengan menyeluruh. Kemudian ada beberapa hal yang harus dilakukan pemerintah antara lain penegakan hukum terhadap perusahaan yang melanggar hukum.
Chairul mengatakan, dalam waktu dekat ini juga pemerintah harus segera memadamkan titik api yang ada saat ini. Jika ini terus dibiarkan berlarut-larut maka akan berdampak terhadap semua bidang. Bahkan bisa memberikan kerugian yang sangat besar kepada daerah-daerah yang terdampak.
"Meminta agar semua pihak dari pusat hingga ke daerah turun tangan dalam menyelesaikan permasalahan ini," pinta Chairul Anwar.
Pada Kamis (12/9) kemarin, ada 279 titik panas di pagi hari. Titik panas ini tersebar di Bengkalis enam titik, Kampar tujuh titik, Kuantan Singingi 14 dan Pelalawan 50 dan Rokan Hilir 31 titik. Dari 279 titik panas di Riau, sebanyak 177 titik api atau telah terjadi kebakaran lahan dengan level kepercayaan di atas 70 persen.