Jumat 13 Sep 2019 11:06 WIB

50 Ton Garam untuk Operasi Meredakan Karhutla di Kalbar

Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) membuat sekolah-sekolah di Kalbar diliburkan

Sejumlah pengendara motor mengenakan masker saat melintasi jembatan yang diselimuti kabut asap di Pontianak, Kalbar, Jumat (24/8).
Foto: Antara/Jessica Helena Wuysang
Sejumlah pengendara motor mengenakan masker saat melintasi jembatan yang diselimuti kabut asap di Pontianak, Kalbar, Jumat (24/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menyiapkan 50 ton garam untuk operasi penerapan teknologi modifikasi cuaca. Penggunaan 50 ton garam ini guna meredakan kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Barat.

"Disiapkan bahan semai sementara 50 ton di Jakarta, nanti dikirim per 10 ton sesuai (kondisi) stok di Kalimantan Barat," kata Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi CuacaBPPT Tri Handoko Seto di Jakarta, Jumat (13/9).

Baca Juga

Menurut dia, penerapan teknologi modifikasi cuaca (TMC), yang biasa disebut sebagai hujan buatan, di Kalimantan Barat akan dimulai Ahad (15/9) atau Senin (16/9) dengan menggunakan pesawat CN-295 milik TNI Angkatan Udara.

"TMC dengan posko di Supadio Pontianak ini akan meng-cover (menjangkau) Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah," katanya.

Penyemaian garam, ia melanjutkan, akan dilakukan sampai hujan alam turun dan kebakaran lahan serta hutan reda. Ia mengatakan bahwa meski tidak banyak namun ada potensi bibit awan bersifat sporadis di wilayah Kalimantanyang bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk memicu hujan.

"Bibit awan itu dari hari ke hari selalu berubah. Tidak pernah sama. Kadang ada kadang tidak. Kalau ada juga tidak merata karena ini musim kemarau," ujarnya.

Kebakaran hutan dan lahan masih terjadi di Kalimantan Barat dan bagian Kalimantan yang lain, menimbulkan kabut asap yang menurunkan kualitas udara sehingga pemerintah daerah membagikan masker dan meliburkan sementara sekolah guna menghindari dampak paparan asap terhadap kesehatan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement