REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom senior, Rizal Ramli, menyebut satu-satunya presiden sejak Indonesia merdeka yang berhasil menyejahterakan petani adalah Soeharto. Petani Indonesia, pada era kepemimpinan Presiden Soeharto, mampu memberikan bantuan pangan pada penduduk kelaparan dunia.
"Kalau kita ngomong kesejahteraan, petani dan pertanian sangat penting. Mohon maaf, sampai detik ini, presiden yang benar-benar seneng dengan pertanian baru Pak Harto. Setelah itu nyaris tidak ada, cuma pidatonya aja," kata Rizal Ramli di Jakarta, Selasa (10/9).
Kejadian ini terjadi sewaktu Indonesia mencapai swasembada pangan pada medio 1984. Mengutip buku otobiografi 'Soeharto: Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya', Soeharto mengungkapkan bahwa petani Indonesia memberikan bantuan secara gotong-royong dan sukarela sebesar 100 ribu ton gabah untuk petani miskin dunia.
Dalam buku itu, Pak Harto mengatakan, para petani Indonesia memintanya menyerahkan gabah itu ke Food and Agricultural Organization (FAO). Lalu, diteruskan ke keluarga miskin di berbagai kawasan, khususnya di benua Afrika.
"Ini merupakan kejadian untuk pertama kalinya, dunia menyaksikan bantuan antar-petani," ujar Soeharto dalam sambutannya di perayaan ulang tahun ke-40 FAO di Roma pada 14 November 1985.
Melihat prestasi itu, Soeharto tak mampu menyembunyikan kegembiraannya melihat kerja merasa para petani mendukung program swasembada pangan miliknya. Soeharto menyatakan, sebelum berswasembada, Indonesia adalah pengimpor beras yang jumlahnya cukup besar yakni sekitar 2 juta ton per tahun.
"Itu bukanlah keajaiban. Itu merupakan kerja keras seluruh bangsa kita, yang dilaksanakan secara ulet menurut suatu rencana pembangunan yang realistik tanpa kehilangan cita-cita masa depan," kata Soeharto.
Rizal Ramli yang juga mantan Kepala Bulog era mantan Presiden RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), menyebut adanya perbedaan antara zaman dulu dan sekarang.
Zaman dulu, tepatnya pada zaman kepemimpinan mantan Presiden RI Soeharto, Indonesia berjaya dalam produksi beras. Bahkan bisa mengekspor beras ke Vietnam yang saat itu tengah kesulitan beras. Indonesia juga membantu negara Afrika yang tengah dilanda kesulitan pangan.
Ketahanan pangan zaman Soeharto bisa diulangi saat ini, asalkan Presiden Joko Widodo menjaga stabilitas harga dengan meminta Bulog berperan aktif melalui stok yang ada dan membatalkan impor beras.
Di sisi lain, Menteri Pertanian juga membuat perencanaan lahan sawah baru di tiga kawasan yang memiliki karakteristik serupa. Yaitu Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah dan Papua. "Kawasan itu mirip dengan delta Sungai Mekong di Vietnam yang sangat subur," ungkapnya.
Dengan lahan sawah baru sekitar 1 - 2 juta hektare, ia optimistis Indonesia tidak hanya bisa memenuhi kebutuhan pangan di dalam negeri namun juga bisa melakukan ekspor ke negara lain.