Kamis 12 Sep 2019 19:32 WIB

Kawasan Hutan di Cilacap dan Purbalingga Terbakar

Kebakaran hutan sempat menghentikan arus lalu lintas dari wilayah Jeruklegi.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Yusuf Assidiq
Kabakaran hutan dan lahan.
Foto: Antara.
Kabakaran hutan dan lahan.

REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Cuaca yang makin kering menyebabkan kawasan hutan menjadi mudah terbakar. Musibah kebakaran ini, misalnya, terjadi di kawasan hutan jati di petak 87 RPH Kubangkangkung KPH Banyumas Barat, atau masuk wilayah Desa Sidaurip Kecamatan Kawunganten Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

Kebakaran hutan yang sempat menghentikan arus lalu lintas dari wilayah Jeruklegi menuju Sidareja tersebut, terjadi pada Rabu (11/9) sore hingga malam hari. ''Api baru bisa dipadamkan menjelang tengah malam, setelah petugas Polsek, petugas Perhutani, dan warga sekitar melakukan upaya lokalisasi api,'' jelas Kapolsek Kawunganten AKP Budi Suryanto, Kamis (12/9).

Ia menyebutkan, pihaknya tidak bisa meminta bantuan mobil pemadam kebakaran untuk memadamkan api, mengingat lokasi hutan yang terbakar cukup jauh dan tidak mungkin dilalui mobil pemadam. Untuk itu, pemadaman api hanya bisa dilakukan dengan cara manual dengan cara melokalisir sebaran api.

''Arus lalu lintas memang sempat dialihkan melalui jalur selatan Wangon-Karangpucung, karena kondisi jalan antara Jeruklegi-Sidareja memang sudah tidak mungkin dilalui. Meski lokasi kebakaran cukup jauh dari jalan raya, namun asapnya membuat jarak pandang pengemudi menjadi sangat terbatas. Padahal kondisi jalannya naik turun dan berkelok-kelok,'' katanya.

Dari pendataan yang dilakukan, Kapolsek menyebutkan luas lahan yang terbakar mencapai 2,5 hektare. Dia meminta agar selama musim kemarau ini, warga yang ada di lokasi hutan agar lebih berhati-hati dengan tidak membakar sampah atau membuang puntung rokok sembarangan.

''Dari catatan kami, selama musim kemarau ini sudah empat kali terjadi kebakaran di hutan Kubangkakung. Kebakaran kemarin yang terbesar,'' katanya.

Pada waktu yang sama, kebakaran hutan juga terjadi di kawasan hutan pinus lereng timur Gunung Slamet wilayah Kabupaten Purbalingga. ''Kebakaran itu menyebabkan lahan hutan pinus seluas satu hektare menjadi arang,'' jelas Kader Taruna Siaga Bencana (Tagana) Purbalingga, Suyatno Karsum.

Disebutkan, kepulan asap mulai terlihat pada pukul 10.00 WIB  di lokasi sekitar jalur pendakian dari pos Bambangan Desa Kutabawa Kecamatan Karangreja. Setelah itu, asap semakin tebal dan membakar kawasan hutan pinus di sekitar lokasi.

''Untuk memadamkan api, kami melibatkan ratusan personel dari Tagana, SAR, Aremba dan Purbalingga Reaksi Cepat (PRC), dan warga sekitar. Setelah dilakukan upaya lokalisasi, api baru bisa dipadamkan menjelang petang,'' katanya.

Diperkirakan, kebakaran tersebut terjadi akibat adanya kecerobohan warga pencari kayu atau petani yang membuang rokok sembarangan. ''Sampai sekarang, aktivitas pendakian dari pos Bambangan masih ditutup menyusul status Waspada Gunung Slamet. Jadi api kemungkinan muncul akibat kecerobohan warga yang beraktivitas di lokasi,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement